REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Calon presiden dari Partai Republik Donald Trump, pada Selasa (8/12) membantah laporan The Associated Press mengenai rencananya mengunjungi Yordania akhir Desember ini. Laporan AP tersebut mencuat sehari setelah Trump mengungkapkan usulan kontroversialnya terkait pelarangan Muslim masuk Amerika Serikat.
"Meski saya menghormati Raja Abdullah II, saya tak akan mengunjungi Yordania saat ini. Hal ini untuk menanggapi laporan palsu AP," kicau Trump di akun jejaring sosial Twitternya.
(Baca juga: Trump Berencana Kunjungi Kerajaan Yordania yang Mayoritas Muslim)
AP mendapatkan informasi tersebut dari sumber anonim yang dekat dengan pemerintah AS. Ia menyatakan pemerintah AS sedang mempersiapkan kunjungan Trump ke Yordania sebagai bagian dari perjalanannya ke Israel.
Pejabat AS lain yang juga bicara dengan syarat anonim mengatakan, tim kampanye Trump telah menghubungi Kedutaan Besar AS di Amman terkait kunjungan. Departemen Luar Negeri AS juga telah membahas bagaimana memfasilitasi kunjungan terbaru Trump tersebut.
Trump telah dikritik luas atas usulannya pekan ini, untuk mencegah semua Muslim mengunjungi AS. Meski begitu pada Selasa, Trump mengatakan ia akan tetap memungkinkan para pemimpin Muslim asing mengunjungi AS.
Yordania merupakan sekutu setia AS di kawasan Teluk Persia. Militer Yordania telah secara teratur mengirimkan misi udara untuk melancarkan pengeboman melawan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), sebagai bagian dari koalisi pimpinan AS.