REPUBLIKA.CO.ID, IOWA -- Pernyataan kandidat calon presiden AS dari Partai Republik yang meminta agar Muslim dilarang masuk ke negara tersebut pada Senin kemarin seolah bertentangan 180 derajat dari komentarnya dua bulan lalu.
Pada September, ketika ditanya wartawan CNN apakah Muslim berbahaya bagi AS? Ia menjawab, "Saya mencintai Muslim. Saya pikir mereka adalah orang yang hebat."
Hal itu disampaikannya ketika berpidato di sebuah sekolah menengah atas. Ketika berdialog dengan para siswa, Trump juga tidak bisa mengelak dari pertanyaan yang mempertanyakan sikap kontroversi ia tidak mau mengoreksi pendapat pendukungnya dengan menyebut Presiden Obama sebagai Muslim.
Salah satu siswa mengatakan, Muslim-Amerika merupakan segmen penting di negara tersebut. Mereka juga bertanya apakah miliarder properti itu akan mempertimbangkan memasukkan Muslim ke kabinetnya? Trump merespons, "Oh, tentu saja". "Tidak masalah dengan itu," kata Trump melanjutkan.
Sementara itu, media Independent juga mengunggah foto Trump ketika membuka pelatihan golf di Akoya, Dubai, Qatar. Di sana, ia tidak seperti sebagai seorang anti-Muslim. Ia juga pernah bertemu dengan Muhammad Ali yang juga seorang Muslim. Lantas, apakah benar Trump anti-Muslim? Atau, hanya pragmatisme saja untuk mencari popularitas.
Baca juga, JK Rowling: Trump Lebih Buruk dari Voldemort.