Rabu 09 Dec 2015 20:28 WIB

Bandara Kandahar Masih Mencekam, 46 Tewas

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ilham
Tentara Amerika Serikat yang tergabung dalam Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO berjalan melewati bangkai kendaraan usai serangan bom di Kandahar, Kabul, Afghanistan, Kamis (19/1).
Foto: AP/Allauddin Khan
Tentara Amerika Serikat yang tergabung dalam Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO berjalan melewati bangkai kendaraan usai serangan bom di Kandahar, Kabul, Afghanistan, Kamis (19/1).

REPUBLIKA.CO.ID, KANDAHAR -- Sedikitnya 46 orang tewas dalam bentrokan di kota Kandahar, Afganistan selatan, Rabu (9/12). Korban tewas adalah personil keamanan, militan Taliban, dan warga sipil.

Beberapa orang juga dilaporkan ditangkap sebagai sandera dalam serangan Taliban di bandara Kandahar. Sandera diyakini termasuk wanita dan anak-anak.

Serangan dimulai sejak Selasa lalu. Pejabat mengatakan, militan menerobos gerbang utama kompleks. Baku tembak terjadi hingga saat ini dan semua penerbangan dibatalkan.

Bandara tersebut termasuk markas gabungan militer Afganistan dan NATO. Taliban mengonfirmasi serangan di situs yang dibentengi senjata berat tersebut. "Pencari syahid memasuki pangkalan udara secara tidak terdeteksi dan memulai serangan pada personil bayaran dan pasukan asing," katanya.

Kementerian Pertahanan Afganistan mengatakan, 37 warga sipil dan anggota pasukan keamanan tewas. Korban tewas dari Taliban mencapai sembilan orang. Sebanyak 35 orang lainnya terluka.

Seorang dokter di rumah sakit militer mengatakan pada BBC, ada 41 jasad yang dikirim ke rumah sakit, termasuk empat tentara. Koresponden BBC mengatakan serangan ini menunjukan kegagalan besar keamanan Afganistan.

Penyerang bisa menyelundupkan senjata ke area yang seharuskan diamankan Afghan National Security Forces (ANSF). Komandan Militer Kandahar, Sher Shah mengatakan, beberapa militan berbicara bahasa Urdu, bahasa yang sering digunakan Pakistan.

Afghanistan sering menyalahkan Pakistan dalam beberapa serangan. Sementara Taliban mengklaim telah menewaskan 80 tentara. Klaim ini tidak bisa diverifikasi. Direktur bandara Kandahar Ahmadullah Faizi mengatakan, sejumlah penumpang yang seharusnya terbang ke India telah terperangkap di dalam bandara.

sumber : BBC
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement