REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Lebih dari 150 ribu warga Inggris menandatangani sebuah petisi online yang melarang bakal calon presiden utama Amerika Serikat dari Partai Republik Donald Trump masuk Inggris setelah Trum mengajukan proposal yang melarang muslim masuk ke Amerika Serikat.
Pernyataan Trump disampaikan setelah penembakan massal di California oleh suami istri muslim. Jumlah penandatangan petisi ini dengan cepat bertambah, namun Menteri Keuangan Inggris George Osborne menyatakan Trump tidak perlu dilarang ke Inggris.
Biasanya orang dilarang masuk ke Inggris karena menyebarkan kebencian yang bisa memicu kekerasan antarmasyarakat.
Petisi online itu sendiri berbunyi, "Jika Kerajaan Inggris masih menerapkan kriteria "prilaku yang tak bisa diterima" kepada mereka yang hendak masuk perbatasannya, maka Inggris harus adil menerapkannya pula kepada kaum kaya sama dengan kaum miskin, kepada yang lemah, demikian pula kepada yang berkekuasaan."
Petisi ini diluncurkan oleh Suzanne Kelly, orang Skotlandia yang sejak lama mengkritik Trump. Pemerintah Inggris akan merepons petisi yang ditandatangani oleh lebih dari 10 ribu tandatangan, dan bisa dipertimbangkan menjadi topik perdebatan parlemen jika petisi ini mencapai 100 ribu tanda tangan.
Perdana Menteri David Cameron berkata melalui juru bicaranya bahwa pernyataan Trump itu memecah belah, tak berguna dan amat sangat keliru.
(Baca juga: Produk Donald Trump Diboikot di Timur Tengah).