Kamis 10 Dec 2015 00:12 WIB

11 Pengungsi Tenggelam di Lepas Pantai Yunani

Pengungsi Suriah
Foto: Youtube
Pengungsi Suriah

REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA -- Sedikitnya 11 pengungsi, termasuk lima anak-anak, tenggelam dan sekitar 10 orang hilang setelah kapal mereka karam semalam di lepas pantai pulau Farmakonisi, Yunani. Polisi laut negara itu, Rabu (9/12) mengatakan 26 orang diselamatkan dan pencarian berlangsung di Laut Aegea, Yunani tenggara.

Helikopter tentara Yunani dikerahkan bersama dengan kapal dari badan perbatasan Uni Eropa, Frontex, untuk membantu pencarian tersebut. Korban tewas termasuk dua perempuan dan empat laki-laki. Saksi menyatakan kapal itu tenggelam meskipun laut tenang dan angin lemah.

Pada Selasa (8/12) setidak-tidaknya enam anak-anak tewas akibat perahu pembawa pengungsi Afghanistan tenggelam di perairan Turki saat dalam perjalanan ke Yunani. Penjaga pantai Turki menemukan mayat anak-anak itu, termasuk bayi, dan masih mencari dua pengungsi lain, yang dilaporkan hilang. Kantor berita Anatolia melaporkan perahu karet itu tenggelam dalam angin kencang dan gelombang tinggi di dekat kota Cesme di propinsi Izmir, Turki barat. Perahu diduga menuju pulau Chios, Yunani.

Menurut PBB, lebih dari 886.000 pengungsi tiba di Eropa melalui laut pada tahun ini. Dari jumlah tersebut, lebih dari 650 orang melakukan perjalanan laut dari Turki ke Yunani untuk memasuki Uni Eropa. Uni Eropa pada akhir November mencapai kesepakatan dengan Turki, menawarkan tiga miliar euro (lebih dari 31 triliun rupiah) dalam bentuk bantuan dan menjanjikan kesempatan lebih besar bagi keanggotaan Ankara di kelompok tersebut.

Presiden Dewan Eropa Donald Tusk mengumumkan itu sesudah pertemuan puncak, yang dihadiri pemimpin 28 negara kelompok tersebut dan Perdana Menteri Turki Ahmed Davutoglu, yang sedang berkunjung. Brussel berunding dengan Ankara sejak September mengenai penguatan pengawasan perbatasan di negeri tersebut dengan Yunani, dalam upaya membendung arus pengungsi tak terduga saat Eropa menghadapi gelombang besar pendatang sejak Perang Dunia II berakhir.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement