REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Pendiri sekaligus CEO sosial media Facebook Mark Zuckerberg membela umat Islam. Ini terkait adanya seruan dari calon presiden Amerika dari Partai Republik Donald Trump yang melarang umat Muslim masuk dan menjadi warga negara Amerika. Dia menuliskan kecamannya tersebut dalam halaman Facebook.
Zuckerberg yang seorang Yahudi taat menggunakan kepercayaannya sebagai landasan tindakannya tersebut. Dia mengaku agamanya selalu mengajarkan untuk melawan penyerangan terhadap siapapun.
"Setelah kejadian serangan Paris dan seruan kebencian pada pekan ini, saya hanya membayangkan betapa takutnya umat Muslim yang teraniaya karena tindakan orang lain," katanya, menurut Telegraph, Kamis (10/12).
(Baca Juga: Tak Seperti Donald Trump, CEO Facebook Bela Hak Muslim).
Zuckerberg ingin menyeru kepada seluruh umat Muslim di seluruh penjuru dunia, bahwa dia akan selalu mendukung dan melindungi umat Muslim yang ingin menyeru kedamaian melalui sosial media miliknya itu.
Dia menyebutkan latar belakang Yahudinya, yaitu pembantaian terhadap orang Yahudi di Jerman Nazi dan di tempat lain, bisa mempermalukan Mr Trump. Terlebih karena kunjungannya ke Israel pada tanggal 28 Desember, ketika ia akan bertemu Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri negara itu.
(Muhammad Ali: Trump 'Algojo Salah Kaprah' yang Ingin Sabotase Islam).
Zuckerberg yang merupakan seorang pengusaha yang terkenal altruistik selalu bertentangan dengan Trump yang sukses menjalankan bisnis propertinya. Pada pekan lalu Zuckerberg dan istrinya, Priscilla Chan, akan memberikan 99 persen saham Facebook, yang diperkirakan senilai 45 miliar dolar untuk amal setelah kelahiran putri mereka.