Kamis 10 Dec 2015 19:31 WIB

Kim Jong-un Klaim Korut Ciptakan Bom Hidrogen

 Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un didampingi oleh sejumlah perwira militer menyaksikan latihan militer  di sebuah pangkalan udara Korea Utara.
Foto: AP
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un didampingi oleh sejumlah perwira militer menyaksikan latihan militer di sebuah pangkalan udara Korea Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un pada Kamis (10/12) menyatakan negaranya menciptakan bom hidrogen. Bom jenis ini satu tingkat lebih berbahaya daripada bom atom, namun ahli dari luar negeri mempertanyakan kebenarannya.

Kim mengeluarkan pernyataan tersebut saat mengunjungi Loka Revolusioner Phyongchon, kata kantor berita negara Korea Utara KCNA.

KCNA mengutip Kim Jong-un mengatakan hasil kerja Kim Il-sung mengubah Korea Utara menjadi negara dengan persenjataan nuklir yang siap meluncurkan bom atom dan bom hidrogen sendiri untuk mempertahankan kedaulatan dan harga diri bangsa.

Bom hidrogen, yang dikenal dengan nama lain bom termonuklir, menggunakan teknologi lebih tinggi untuk menghasilkan ledakan lebih kuat daripada bom atom.

Korea Utara mengadakan uji coba tersembunyi untuk meluncurkan peralatan nuklir pada 2006, 2009 dan 2013. Sanksi tersebut dikeluarkan oleh Dewan Keamanan PBB.

Pejabat dari badan intelijen Korea Selatan mengatakan kepada kantor berita Yonhap tidak ada bukti yang menunjukkan kepemilikan bom hidrogen Korea Utara, dan percaya Kim hanya berbicara secara retorik.

Korea Utara yang miskin dan Korea Selatan yang kaya dan demokratis secara teknis masih dalam keadaan perang setelah konflik 1950-1953 mereka berakhir dengan gencatan senjata, dan tidak dengan perjanjian damai. Korea Utara mengancam menghancurkan Korea Selatan dan sekutu besar mereka, Amerika Serikat.

Meskipun terjadi uji tersembunyi, Korea Utara terlihat semakin mendekat pada penggunaan nuklir. Jika bom hidrogen tersebut benar-benar ada, itu akan menjadi sebuah kemajuan bagi Korea utara yang ingin menggunakan senjata nuklir.

"Saya rasa tidak mungkin mereka memiliki bom hidrogen saat ini, namun saya tidak mengharapkan mereka terus-menerus menguji peralatan dasar juga," kata Jeffrey Lewis dari Institut Studi Internasional di Monterey.

Baca juga:

Trump Berulah, Miliarder Dubai tak Mau Lagi Sokong Partai Republik

Sterilisasi Paksa Masih Menghantui Perempuan Peru

Dubes Indonesia Sesalkan Komentar Tony Abbott tentang Islam

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement