REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Pertahanan AS Ashton Carter pada Kamis (10/12) mengatakan perang melawan kelompok ISIS bukan perang dengan umat Muslim atau Islam.
"Kami telah mengatakan dan presiden telah mengatakan ini, bahwa dalam perang melawan ISIS (nama lain IS), bukan perang dengan Muslim atau Islam," kata Carter dalam taklimat bersama dengan Menteri Pertahanan India Manohar Parrikar, yang sedang berkunjung.
"(ISIS) ini adalah gerakan perusuh dan fanatik yang mengancam Amerika dan perlu dikalahkan," kata Carter, sebagaimana dikutip Xinhua, Jumat (11/12). "Kami berusaha mempercepat kekalahan ISIS. Itu hal yang penting."
Selama proses dengar pendapat di Senat Layanan Senjata Senat, Carter mengatakan Amerika Serikat berada dalam kondisi perang. "Kenyataannya ialah kita berada dalam perang. Itu lah yang dirasakan tentara kita sebab mereka terlibat perang dengan ISIS setiap hari," kata Carter.
Selama proses dengar pendapatnya, Carter mengatakan Pentagon bersiap untuk membantu Pemerintah Irak dengan menyediakan lebih banyak personel dan helikopter serang untuk merebut kembali Kota Ramadi, yang ppenting di Irak, dari ISIS.
Pasukan Irak pada Mei kehilangan Ramadi dari petempur IS, sehingga menyulut kemarahan tak biasa Carter, yang saat itu menuduh tentara Irak kekurangan keinginan untuk bertempur. Pernyataan Carter adalah tanda terakhir mengenai keinginan AS untuk meningkatkan keterlibatannya dalam perang melawan ISIS.
Namun, pada Kamis Carter menolak untuk memperkirakan kapan Ramadi akan diambil-alih oleh tentara Irak. "Itu telah berjalan secara mengecewakan lamban, jadi saya enggan untuk menyampaikan kerangka waktu," kata Carter. "Jawaban umum untuk pertanyaan semacam ini ialah sesegera mungkin."