Sabtu 12 Dec 2015 14:25 WIB

Surat Terbuka Imam Shamsi Ali Menjawab Trump (Bagian II, Trump Merusak AS)

Imam Shamsi Ali
Foto: AP/Seth Wenig
Imam Shamsi Ali

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Shamsi Ali,  imam Masjid di New York memberikan tanggapan ihwal komentar bakal calon presiden AS Donald Trump yang mengusulkan Muslim dilarang masuk di AS.

Menurut pria kelahiran Bulukumba, Sulawesi Selatan itu, pernyataan Trump yang anti-Muslim bukan barang baru. Dua sampai tiga tahun lalu, ia juga pernah memberikan pernyataan serupa.

Imam Samshi Ali juga pernah berdebat dengan DT dalam suatu acara. Berikut surat tanggapan Shamsi Ali terhadap pernyataan kontroversial Trump (bagian kedua).

Donald Trump memang sosok yang sangat kontroversial sejak lama. Pebisnis properti yang banyak bangkrut itu, juga terjun ke dunia hiburan dengan menjadi sponsor Miss Universe. Dia juga menjadi terkenal dengan show khasnya Apprentice di NBC.

Ideologi dalam politiknya cukup paradoxic. Di satu sisi mengaku sebagai republikan konservatif yang seharusnya menentang apa yang dianggap secara moral keagamaan "immoral". Tapi di sisi lain dia mempromosikan berbagai bisnis haram, termasuk judi dan prostitusi.

Terjunnya DT ke dunia politik sesungguhnya tidak lebih dari dua hal yang mendasari. Pertama karena kebencian yang sangat atas terpilihnya orang hitam pertama, Barack Obama, sebagai presiden Amerika. Dan yang kedua karena memang DT menyukai "high profile publicity". Dan kampanye untuk menjadi presiden adalah salah satu cara tercepat untuk lebih populer.

Sejak terjung ke langgang politik DT sudah memperlihatkan karakter aslinya yang angkuh dan rasis. Mulai dari upayanya mencari celah untuk menjatuhkan Barack Obama dengan mencari tahu tempat kelahirannya, dengan memaksakan agar akte lahir sang presiden dipublikasikan. Sebab presiden Amerika disyaratkan untuk mereka saja yang lahir di tanah Amerika. Warga negara yang kebetulan lahir di luar Amerika secara konstitusi tidak berhak untuk jadi presiden.

Baca juga, Surat Terbuka Imam Shamsi Ali Menjawab Trum (Bagian I, Kebodohan Trump)

Setelah Barack Obama kebencian DT dilampiaskan ke komunitas Chna/Asia. Lalu kemudian merendahkan warga Hispanic, khususnya warga Meksiko. Bahkan mereka dilabelkan sebagai warga perampok dan pemerkosa wanita. Terakhir sebelum Muslim, komunitas Afrika di AS marah besar dengan pernyataan DT yang menganggap mereka orang malas, dan hanya bagus dalam "love making".

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement