Sabtu 12 Dec 2015 18:37 WIB

Palestina: Tekan Israel atau Saksikan ISIS Berkembang

Red: Ilham
Militan ISIS pamer senjata.
Foto: Reuters
Militan ISIS pamer senjata.

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Pejabat tinggi PLO memperingatkan, Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) akan mendapat kepemimpinan moral dunia Arab jika Israel tidak berhenti menghancurkan harapan kenegaraan Palestina.

Sekretaris Jenderal Badan Pembebasan Palestina (PLO), Saab Erekat pada pertemuan keamanan Laut Tengah di Roma menyatakan, pegaris keras ISIS hanya dapat dikalahkan dalam jangka panjang. Itu pun melalui resolusi tentang masalah Palestina dan pembentukan demokrasi di negara Arab.

"Sejak awal ada orang dan lembaga yang berusaha menggunakan agama untuk tujuan mereka. Daesh (ISIS) adalah nomor 803," katanya. "Anda tidak akan mengalahkan Daesh dengan peluru, pesawat tempur dan sebagainya."

Erekat menyatakan, kemarahan yang memicu dukungan kepada kelompok seperti ISIS merusak orang seperti dia. Padahal, dia berupaya merundingkan perdamaian dengan Israel, tapi dibalas dengan perluasan permukiman Israel di Tepi Barat yang diduduki.

"Selama 23 tahun, saya berjanji kepada rakyat Palestina bahwa kami akan memiliki kebebasan kami dan martabat. Apa yang saya bawa untuk rakyat saya? Sebaliknya, dari 200 ribu pemukim, sekarang ada 600 ribu, dan Perdana Menteri Israel dengan bangganya mengatakan 'tidak akan ada negara Palestina dalam masa saya'," katanya.

"Jika kita menjadi warga Palestina moderat, jika kita tidak bisa memberikan, tandai kata saya, ini yang akan terjadi," katanya. "Pada saat ini, ISIS dilihat sebagai sekelompok penjahat teroris tanpa sebab. Tidak ada yang terkait dengan mereka."

"Jika besok mereka mengisi kesenjangan saya dan (Presiden Palestina Mahmud) Abbas dan mulai membunuh warga Israel, siapa antara satu miliar orang Arab yang akan menentangnya?" katanya.

Menteri Dalam Negeri Israel Silvan Shalom menyatakan negara Yahudi itu tidak bisa mengorbankan keamanan dengan menerima negara Palestina. Menurutnya, hal itu akan menjadi ancaman. "Ketika kami mencoba hidup damai dengan tetangga kami, kami mendapatkan roket dan peluru kendali," kata Shalom dalam pertemuan sama segera sesudah pidato Erekat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement