Ahad 13 Dec 2015 02:05 WIB

50 Ribu Warga Malaysia Diketahui Mendukung ISIS

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Angga Indrawan
Gerakan ISIS
Foto: VOA
Gerakan ISIS

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Menteri Transportasi Malaysia, Liow Tiong, mengungkapkan, setidaknya sekitar 50 ribu warga Malaysia mendukung gerakan radikal keagamaan, Islamic State of Irag and Syria (ISIS). Kondisi ini membuat otoritas Malaysia diharapkan meningkat kewaspadaan terkait ancaman serangan yang dilakukan ISIS di kawasan Asia Tenggara.

"Jika satu persen saja dari para simpatisan ini menjadi radikal dan melakukan serangan di Malaysia, maka kami benar-benar dalam masalah," ujar Liow seperti dikutip Aljazirah, Sabtu (12/12).

Angka tersebut, ungkap Liow, berdasarkan perkiraan dan laporan dari pihak intelijen Kepolisian Malaysia. Untuk itu, pihak keamanan Malaysia pun diminta untuk fokus pada keamanan nasional dan potensi ancaman yang bisa dilancarkan oleh para simpatisan ISIS tersebut.

Berdasarkan data Kepolisian Malaysia, setidaknya 100 warga negara Malaysia telah berangkat ke Suriah untuk bergabung bersama ISIS. Tidak hanya itu, Kepolisian Antiteror Malaysia juga telah menangkap lebih dari 12 orang dan membawanya ke Pengadilan atas tuduhan terlibat dalam aksi teror.

Sebelumnya, pihak Kepolisian Malaysia sempat menempatkan dua ribu personel di sekitar jalan protokol di Kuala Lumpur pada November silam. Penempatan personel itu untuk menanggapi adanya laporan soal serangan simpatisan ISIS di jantung Ibukota Malaysia tersebut.

Tidak hanya itu, berdasarkan dokumen Kepolisian yang bocor di media Malaysia, paling tidak ada rencana 10 bom bunuh diri yang akan dilakukan di Kuala Lumpur dan delapan lainnya di wilayah lain.Dokumen itu juga menyebutkan soal adanya pertemuan yang dilakukan perwakilan dari gerakan radikal keagamaan di Filipina, Front Pembebasan Nasional Moro dan Abu Sayyaf, dengan simpatisan ISIS di Malaysia. Dalam pertemuan itu dibahas mengenai penempatan anggota Abu Sayyaf dan personel ISIS di Kuala Lumpur dan Sabah.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement