Ahad 13 Dec 2015 07:43 WIB

Tunisia Cabut Pemberlakuan Jam Malam

Petugas kepolisian Tunisia memeriksa lokasi dimana sebuah bus hancur diserang aksi bom bunuh diri di Tunis, Tunisia, Rabu (25/11).
Foto: EPA/Mohamed Messara
Petugas kepolisian Tunisia memeriksa lokasi dimana sebuah bus hancur diserang aksi bom bunuh diri di Tunis, Tunisia, Rabu (25/11).

REPUBLIKA.CO.ID, TUNIS -- Tunisia segera mencabut jam malam yang diberlakukan di ibu kota dan kawasan-kawasan sekitarnya. Kementerian Dalam Negeri Tunisia mengatakan, pemberlakuan jam malam sebelumnya berlaku setelah pengeboman mematikan pada November yang dilakukan ISIS.

"Jam malam berlaku hingga pukul 05.00 pagi waktu setempat akan berakhir pada tengah malam Sabtu (12/12)," katan Kemendagri Tunisia, seperti dikutip Antaranews dari AFP.

Jam malam telah dipersingkat dari pukul 21.00 waktu setempat pada saat mulai diberlakukan Desember. Para penjaga toko dan pemilik kafe mengeluhkan jam malam itu yang telah merugikan bisnis mereka di sebuah kota berpenduduk lebih satu juta yang biasa sibuk pada malam.

Setelah serangan bunuh diri pada 24 November yang membunuh 12 penjaga kepresidenan, pemerintah juga memberlakukan keadaan darurat di seluruh negara selama 30 hari dan menutup perbatasan dengan Libya, tempat para penyelidik meyakini pengeboman itu direncanakan di sana.

Perbatasan tersebut dibuka kembali pada Kamis malam, tetapi kedaan darurat masih berlaku. Tunisia, yang menjadi negara asal pergolakan di Arab, telah dilanda kekerasan sejak penggulingan diktator Zine El Abidine Ben Ali pada 2011, dengan serangan-serangan yang diklaim oleh ISIS tahun ini saja.

Serangan-serangan sebelumnya -- di Museum Bardo Nasional di ibu kota dan sebuah hotel dekat resor Sousesse, di Mediterania -- membunuh seluruhnya 60 orang, satu di antaranya turis asing.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement