REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Seorang guru yang mengatakan ia telah ditikam oleh tersangka anggota ISIS di Prancis mengakui ia berbohong mengenai serangan itu, demikian laporan Le Figaro pada Senin siang (14/12) dengan mengutip kantor kejaksaan.
Seorang guru menyatakan, ia ditikam sekitar pukul 07.40 waktu setempat (13.40 WIB) di satu taman kanak-kanak di Aubervillers di pinggiran Paris utara oleh seorang lelaki yang diduga sebagai anggota ISIS.
Menurut guru tersebut, yang saat ini nyawanya tidak terancam, pelakunya berteriak, "Ini Daesh, ini adalah peringatan," saat menyerang dia. Daesh adalah nama lain ISIS dalam bahasa Arab dan biasa digunakan di Prancis untuk menyebut kelompok fanatik itu.
Dalam edisi November majalahnya yang berbahasa Prancis Dar Al-Islam, ISIS menyeru pengikutnya agar membunuh para guru di dalam sistem pendidikan Prancis dan menggambarkan mereka sebagai "musuh Allah".
"Ancaman teror ini nyata dan permanen dan semua tempat umum harus dilindungi, terutama sekolah," kata Menteri Pendidikan Prancis Najat Vallaud-Belkacem di dalam satu wawancara, belum lama ini.
Baca juga:
Soal ISIS, Rusia Sebut AS-Turki Langgar Hukum Internasional
Dua Komandan Militer Senior Arab Tewas Diserang Houthi