Selasa 15 Dec 2015 17:12 WIB

PBB: Konflik Israel Bukan Masalah Agama

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kanan) berbincang dengan Menteri Luar Negeri Palestina Riad Al Maliki saat melakukan pertemuan di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Senin (14/12).  (Antara/Hafidz Mubarak A.)
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kanan) berbincang dengan Menteri Luar Negeri Palestina Riad Al Maliki saat melakukan pertemuan di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Senin (14/12). (Antara/Hafidz Mubarak A.)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komite Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Palestina (CEIRPP) Desra Percaya menegaskan isu pendudukan wilayah Jerusalem oleh Israel bukanlah konflik agama, melainkan provokasi Israel.

"Kita harus menyadari fakta ini dan menolak upaya-upaya yang meyakinkan kita untuk menerjemahkan konflik ini dalam pandangan agama," tuturnya dalam penutupan "Konferensi Internasional tentang Yerusalem" di Jakarta, Selasa.

Posisi Yerusalem sebagai Kota Suci bagi umat tiga agama yaitu Islam, Kristen, dan Yahudi, telah dimanfaatkan oleh beberapa pihak untuk menggiring opini publik ke konflik antarumat beragama. Sementara Israel terus-menerus menduduki wilayah tersebut.

Menurut Desra, mengubah isu Palestina menjadi konflik agama akan menarik kontribusi kaum fanatik yang ingin merusak dan menyesatkan pikiran umat Muslim di berbagai kawasan seperti Eropa, Asia, dan Amerika.

"Situasi seperti ini akan semakin menjauhkan perdamaian dan pemenuhan hak asasi rakyat Palestina," tutur Wakil Tetap RI untuk PBB itu.

Baca juga, Masa Depan Yerusalem Dibahas di Indonesia.

Upaya Israel untuk mengalihkan konflik politik menjadi agama juga ditunjukkan dengan tuntutan dalam proses perdamaian yang salah satu syaratnya yaitu mengakui Israel sebagai negara Yahudi.

Tuntutan itu dengan tegas ditolak oleh Palestina, sementara negara-negara anggota PBB menyatakan bahwa tuntutan tersebut tidak realistis. "Kalau membawa unsur agama implikasinya akan panjang, orang Islam harus keluar dari Israel padahal faktanya di Israel banyak warga Arab yang beragama Islam," tutur dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement