Selasa 15 Dec 2015 17:32 WIB

Tolak Aliansi Militer Islam, Indonesia Hanya Mau Gabung di Bawah PBB

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Teguh Firmansyah
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kanan) memberikan pernyataan didampingi Menteri Luar Negeri Palestina Riad Al Maliki usai melakukan pertemuan di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Senin (14/12).   (Antara/Hafidz Mubarak A.)
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kanan) memberikan pernyataan didampingi Menteri Luar Negeri Palestina Riad Al Maliki usai melakukan pertemuan di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Senin (14/12). (Antara/Hafidz Mubarak A.)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Arab Saudi menggagas Aliansi Militer Islam untuk menghentikan gerakan teroris. Aliansi militer terdiri dari 34 negara, termasuk negara Teluk, kawasan Afrika dan Asia.   

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengatakan, Indonesia hanya akan mengikuti aliansi militer di bawah kepemimpinan PBB.  Lagipula, tambahnya, negara-negara yang bergabung dengan aliansi militer pimpinan Arab adalah negara yang di luar arus utama.

Menurut Arrmanatha, keikutsertaan Malaysia dalam aliansi juga perlu diklarifikasi.  Ia menegaskan bahwa modalitas dan Term of Reference Saudi tidak pernah disampaikan.

"Sebelumnya bu Menteri mengatakan bahwa Indonesia juga memiliki Center untuk lawan terorisme," kata Tata.

Tata juga mengatakan, bergabung dengan koalisi militer internasional tidak sejalan dengan Undang-Undang.

Baca juga, 34 Negara Bentuk Aliansi Militer Islam, Nama Indonesia tak Ada.

Seperti dikutip RT ke-34 yang ikut dalam aliansi di antaranya,  Arab Saudi, Yordania, Uni Emirat Arab, Pakistan, Bahrain, Bangladesh, Benin, Turki, Chad, Togo, Tunisia, Djibouti, Senegal, Sudan, Sierra Leone, Somalia, Gabon, Guinea, Palestina, Republik Federal Islam COmoro, Qatar, Cote d’Ivoire, Kuwait, Lebanon, dan Libya.

Kemudian disusul Maladewa, Mali, Malaysia, Mesir, Maroko, Mauritania, Niger, Nigeria serta Yemen. Namun, di dalam daftar nama tersebut tidak terdapat Indonesia yang merupakan negara mayoritas Islam terbesar.

"Negara-negara yang disebutkanya telah memutuskan untuk membentuk aliansi militer yang dipimpin oleh Saudi guna memerangi terorisme. Markas operasi gabungan ini akan berbasis di Riyadh untuk mengkoordinasi serangan," ujar kantor berita Saudi SPA dalam pernyataannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement