Rabu 16 Dec 2015 08:10 WIB

Duh, Kutub Utara Capai Suhu Tertinggi Sejak 1900

Rep: Amri Amrullah/ Red: Bilal Ramadhan
Kondisi kutub utara yang semakin berkurang
Foto: ibtimes.com
Kondisi kutub utara yang semakin berkurang

REPUBLIKA.CO.ID, MIAMI -- Dalam beberapa hari ini suhu di Artic atau kutub utara mencapai titik terpanasnya sejak 115 tahun terakhir. Capaian titik tertinggi suhu Artik ini memaksa beberapa hewan seperti Walrus dan ikan menjauhi habitat aslinya ke arah utara yang lebih dingin.

Anomali suhu di Artik di atas permukaan tanah ini terjadi antara 1,3 derajat celcius di atas rata-rata suhu normalnya. "Tertinggi sejak pertama kali di catat pada 1900," dalam studi review tahunan NOAA, laporan Artik pada 2015, dilansir AFP, Selasa (15/12).

Sementara itu, maksimum daratan es tahunan terhadi pada 25 Februari, sekitar dua minggu lebih awal dari rata-rata permukaan es tahunan. "Daratan es terendah tercatat dimulai pada 1979," jelasnya.

(Baca: Sstt... Ini 7 Fakta Tentang Antartika yang Pasti Anda Belum Tahu)

Kepala Ilmuwan di NOAA, Rick Spinrad dalam laporan tahunan Persatuan Geofisika Amerika di San Fransisko mengatakan pemasan terjadi dua kali lebih cepat di kutub utara dibandingkan di tempat lain di dunia. "Kami tahu ini karena perubahan iklim dan dampaknya mencitakan tantangan besar bagi komunitas di Artik," katanya.

Laporan para ilmuwan NOAA ini mencakup 70 penulis dari 10 negara dan dipandu oleh tim editorial dari Badan Riset Kelautan Amerika untuk kawasan dingin dan laboratoriu teknik dan NOAA. Rata-rata suhu udara tahunan yang telah diukur di atas permukaan tanah terjadi pada Oktober 2014 dan September 2015.

Ini menunjukkan terjadi peningkatan tiga derajat celius sejak awal abad ke 20. Luasnya es laut minimum diukur pada 11 September 2015, merupakan titik terendah keempat dalam catatan satelit NOAA sejak 1979.

Serangkaian laporan menunjukkan bagaimana habitat walrus dan ikan terjadi perubahan karena pemanasan dan lapisan es yang mencair ini. "Penurunan es laut secara dramatis mengubah habitat walrus, yang menggunakan lapisan es untuk mencari pasangan, melahirkan anak, menari makanan dan tempat tinggal dari cuaca buruk dan predator," kata laporan tersebut.

Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah besar walrus telah dipaksa untuk bermigrasi keluar di barat laut Alaska. Hal yang sam terjadi pada kelompok ikan yang bermigrasi karena perubahan iklim. Kelompok ikan dari spesies subartik seperti Cod dan Redfish berparuh bergerak menjauh ke utara dari perairan arktik. Migrasi ini menumbulkan ancaman bagi ekosistem dan predator di Artik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement