REPUBLIKA.CO.ID, SANA'A -- Beberapa pesawat tempur koalisi pimpinan Arab Saudi oleh warga lokal dilihat terbang di wilayah udara Sana'a pada Rabu pagi (16/12).
Peristiwa itu menandai pelanggaran pertama terhadap gencatan senjata rapuh yang diumumkan sehari sebelumnya. Suara pesawat, yang terbang selama 15 menit, didengar dengan jelas oleh semua warga. Banyak warga melapor mereka melihat beberapa jet pada saat yang sama.
Tak ada reaksi dari senjata antipesawat tempur, yang berada dalam kekuasaan kelompok gerilyawan Syiah Al-Houthi. Petinggi Al-Houthi, Hamid Al-Bukhaity mengatakan kelompoknya takkan menembak pesawat tempur tersebut. Dia menambahkan, elompoknya akan mematuhi gencatan senjata.
Para pejabat dan warga di Provinsi Taiz di bagian barat daya negeri tersebut menuduh petempur Al-Houthi membunuh tujuh warga dan melukai sembilan orang lagi dalam pemboman yang mereka katakan kadangkala dilanggar sejak gencatan senjata berlaku pada Selasa tengah hari sampai Rabu pagi.
Para pejabat dan saksi mata mengonfirmasi anggota milisi Houthi masih mengepung Taiz kendati ada gencatan senjata. Pengepungan itu menghalangi masuknya pasokan air dan keperluan medis. Belum ada komentar dari kelompok Al-Houthi.
Baca juga: Akur, Putin dan Kerry Sepakat Dorong Perundingan Damai Suriah