REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon pada Selasa (15/12) menyambut baik dimulainya pembicaraan perdamaian Yaman di Swiss, dan berharap pembicaraan yang dimulai hari ini akan mengakhiri konflik militer.
Ban percaya dialog damai yang melibatkan semua pihak adalah satu-satunya cara untuk mengakhiri penderitaan dan membangun kembali keprecayaan, keyakinan dan penghormatan timbal balik di kalangan rakyat Yaman setelah berbulan-bulan perang saudara yang menewaskan ribuan orang.
(Baca: Pesawat Koalisi Pimpinan Saudi Langgar Gencatan Senjata Yaman)
Ban juga menyambut baik pengumuman penghentian permusuhan yang menyertai dimulainya pembicaraan, kata pernyataan tersebut, Rabu (16/12). "Ia mendesak semua pihak agar mematuhi dihentikannya permusuhan dan upaya ke arah diakhirinya konflik tersebut selamanya," katanya.
Saat mendesak semua pihak ke pembicaraan itu agar terlibat konstruktif dan dengan kepercayaan baik satu sama lain, ia menyeru mereka agar menyepakati langkah praktis yang akan membantu mengakhiri penderitaan rakyat Yaman dan meningkatkan kehidupan sehari-hari mereka.
Ban juga mendorong semua negara di wilayah tersebut dan negara lain anggota PBB agar menciptakan suasana yang kondusif bagi pembicaraan.
Pembicaraan yang diperantarai PBB dimulai di Jenewa pada Selasa. Sebanyak 24 wakil Yaman dan penasehat menghadiri perundingan tersebut, bagi gencatan senjata menyeluruh dan langgeng, dan peningkatan situasi kemanusiaan serta kembalinya ke peralihan politik yang teratur dan damai.
Baca juga: Kaleidoskop Maret 2015: Tawaran Hati CEO Apple Hingga Bermain Boling dengan Granat