Rabu 16 Dec 2015 13:41 WIB

Indonesia Menolak, Al-Azhar Dukung Negara Muslim Gabung Aliansi Militer Islam

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Teguh Firmansyah
  Tentara Pakistan saat latihan militer bersama dengan pasukan Arab Saudi di Shamrakh, Arab Saudi, Senin (30/3).
Foto: AP/SPA
Tentara Pakistan saat latihan militer bersama dengan pasukan Arab Saudi di Shamrakh, Arab Saudi, Senin (30/3).

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Lembaga Al Azhar yang berbasis di Kairo, Mesir, memuji pembentukan aliansi militer Islam yang terdiri atas 34 negara. Ia berharap semua negara Muslim bergabung.

"Al-Azhar meminta semua negara Islam untuk bergabung dalam koalisi ini untuk melawan terorisme yang telah melakukan kejahatan yang mengerikan tanpa pandang bulu,’’ kata Al-Azhar dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari laman Arab News, Rabu (16/12).

Menurut Al-Azhar, aliansi ini sebagai permintaan mendesak rakyat di negara-negara Islam yang telah menderita lebih dari yang lain akibat kejahatan terorisme. Pihaknya berharap aliansi ini akan mengalahkan terorisme.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Mesir, Ahmed Abu Zaid, mengatakan, Kairo mendukung aliansi karena dibentuk oleh negara-negara Arab dan Muslim dengan tujuan memerangi kelompok teroris.

Perdana Menteri Turki Ahmed Davutoglu mengatakan, sikap bersatu yang diambil oleh negara-negara Muslim merupakan respons terkuat untuk pihak yang ingin menghubungkan terorisme dengan Islam. Negaranya akan memberikan bantuan apa saja yang diperlukan untuk melawan.

Baca juga, 34 Negara Bentuk Aliansi Militer Islam, Nama Indonesia tak Ada.

Saudi menginiasi pembentukan aliansi militer Islam. Seperti dikutip RT ke-34 negara tersebut di antaranya,  Arab Saudi, Yordania, Uni Emirat Arab, Pakistan, Bahrain, Bangladesh, Benin, Turki, Chad, Togo, Tunisia, Djibouti, Senegal, Sudan, Sierra Leone, Somalia, Gabon, Guinea, Palestina, Republik Federal Islam COmoro, Qatar, Cote d’Ivoire, Kuwait, Lebanon, dan Libya.

Kemudian disusul Maladewa, Mali, Malaysia, Mesir, Maroko, Mauritania, Niger, Nigeria serta Yemen. Namun, di dalam daftar nama tersebut tidak terdapat Indonesia yang merupakan negara mayoritas Islam terbesar. Indonesia menganggap pembentukan aliansi bertentangan dengan Undang-Undang.

Analis militer, Ibrahim Al-Marai, mengatakan kepada sebuah koran lokal di Arab Saudi bahwa banyak negara telah memutuskan untuk bergabung dengan aliansi karena keberhasilan pasukan koalisi Arab di Yaman. ‘’Jelas aliansi akan beroperasi pada bidang militer dan lainnya, waspada melanggar kedaulatan negara lain, atau dilihat sebagai agresor,’’ ujarnya.

 

sumber : Arab News
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement