REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duta Besar Palestina untuk Indonesia Fariz Mehdawi menekankan isu Yerusalem sebagai ibu kota Palestina dalam pameran foto "Jerusalem: History and Civilization".
Menurut Mehdawi, Yerusalem merupakan kota spiritual penting bagi seluruh penganut agama monoteistik. Oleh karena itu, ia menegaskan Yerusalem tidak semestinya dikuasai oleh suatu kelompok tertentu.
"Yerusalem adalah tempat untuk berbagai kepercayaan," kata Mehdawi usai membuka pameran di Jakarta, Rabu (16/12).
Mehdawi juga ingin mengingatkan hubungan antara Yerusalem dengan Jakarta. Kota yang pernah bernama Alquds dan Baitul Maqdis itu merupakan sister city Ibu Kota Indonesia.
"Ini disepakati dengan Pemerintah Provinsi Jakarta. Dua kota ini perlu tahu satu sama lain," kata Mehdawi.
Mehdawi mengatakan, sejak pembentukan Israel pada 1948, sisi barat Yerusalem dikuasai Yahudi. Selain itu, terjadi pembersihan etnis Palestina dari sisi tersebut. Puncaknya, pada 1967, Yerusalem pun teraneksasi menjadi dua bagian.
Ia mengatakan, banyak masyarakat Indonesia yang tahu Jerusalem hanya sebagai lokasi Al Aqsa. Padahal, ujarnya, terdapat banyak tempat religius bagi umat nasrani di kota tersebut.
Mehdawi mengatakan, penguasa Yerusalem tidak boleh menggunakan kekuasaan untuk menjadikan kota itu hanya untuk agama tertentu. Ia mengatakan, pameran foto ini menunjukkan gambaran humanis Jerusalem sebagai rumah bagi penganut berbagai kepercayaan.
Baca juga, Masa Depan Yerusalem Dibahas di Indonesia.
Mehdawi mengatakan, pameran serupa akan digelar di beberapa kota besar lain di Indonesia. Ia mengundang, pelajar, akademisi, penikmat seni, dan masyarakat luas untuk mengetahui lebih dalam tentang Yerusalem.
Ia turut mengapresiasi kebijakan luar negeri Indonesia yang mendukung Yerusalem menjadi ibu kota Palestina.