Kamis 17 Dec 2015 02:36 WIB

Masonik Italia Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

Licio Gelle
Foto: Blitzquotidiano
Licio Gelle

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA – Licio Gelli, masonik terkenal anggota dari Propaganda Two (P2) tutup usia pada usianya yang ke-96 pada Rabu (16/12) waktu setempat. Kelompok masonik tersebut merupakan kelompok masonik terkenal yang di dalamnya terdapat politisi Italia dan tokoh militer.

 

Pada tahun 1981 P2 dituduh telah bersekongkol dengan mafia dan ekstremis sayap kanan untuk melemahkan pemerintah. Sementara Gelli yang lahir pada tahun 1919 itu pertama kali berkecimpung di dunia politik bergabung dengan gerakan fasis Benito Mussolini.

Ketika perang saudara di Spanyol, Gelli juga bergabung dengan Gen Francesco Franco, kemudian bergabung dengan partai neo-fasis. Selanjutnya, dia bergabung dengan gerakan Freemason pada 1960 dan mendirikan markas P2 pada tahun 1970. Beberapa daftar tokoh yang bergabung dalam kelompok tersebut termasuk Silvio berlusconi, yang merupakan perdana menteri masa depan.

Selama hidupnya, Gelli pernah dikenai hukuman penjara selama 12 tahun dengan tuduhan kasus penipuan terkait runtuhnya bank yang memiliki hubungan dengan Vatikan. Kendati hukuman yang diterima Gelli tidak signifikan. Sementara itu CEO bank yang bersangkutan, Roberto Calvi ditemukan tergantung di bawah jembatan di London pada 1982. Kemudian jaksa meyakini dia merupakan korban pembunuhan.

Tidak hanya itu, pada 1980 Gelli melakukan tindakan melanggar hukum pada kasus ledakan di stasiun kereta api di Bologna yang menewaskan 85 korban jiwa. Sementara pada tahun 1998 dia melarikan diri dari tahanan rumah, setelah sebelumnya dia juga melarikan diri dari penjara Swiss. Namun dia ditangkap kembali setelah empat bulan sebagai buronan.

Anggota kelompok P2 dijatuhi hukuman penjara karena tuduhan konspirasi politik untuk mengacaukan negara. Namun usaha mereka akhirnya gagal pada 1998. Pada tahun 1999, tercatat dalam kondferensi pers dia secara terang-terangan mengatakan bahwa dia adalah seorang fasis dan akan mati sebagai fasis.

 “Italia belum menemukan kebenaran di balik banyak misteri yang ditinggalkannya,” kata James Reynolds, wartawan BBC di Roma, menurut BBC, Rabu (16/12).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement