Kamis 17 Dec 2015 16:36 WIB

Kecam Trump, Sutradara Michael Moore: We Are All Muslim

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Teguh Firmansyah
Michael Moore berunjuk rasa di depan Trump Tower
Foto: Facebook/Michael Moore
Michael Moore berunjuk rasa di depan Trump Tower

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Seorang sutradara film dokumenter AS Michael Moore melakukan aksi dukungan terhadap Muslim di depan, Trump Tower, Kamis (17/12). Ia berdiri di depan Gedung kediaman Donald Trump itu sambil memegang sebuah papan bertuliskan We Are All Muslim.

Aksinya itu diunggah di laman Facebook-nya dan mendapat ribuan dukungan. Moore meluncurkan surat pernyataan yang juga diunggah di Facebook dan laman pribadinya. Ia mengajak banyak orang untuk bersama-sama menandatangani pernyataan tersebut secara dalam jaringan (online).

"Saya meminta semua orang yang membaca surat ini untuk menandatangani pernyataan 'kita semua Muslim'," katanya.

Ia juga meminta siapa pun untuk membuat papan bertuliskan sama, memotret dan mengunggahnya di Twitter, Facebook, atau Instagram menggunakan tagar #WeAreAllMuslim. "Tuan Trump, sila bergabung," katanya seraya meminta.

Surat yang ditujukan untuk calon kandidat Presiden AS 2016 dari partai Republik itu adalah respons dari pernyataan Trump yang melarang Muslim masuk Amerika. "Dalam keputusasaan dan kegilaan, kau menyeru larangan semua Muslim masuk negara ini," kata pembuat film tentang pascaserangan 11 September itu.

Moore mengatakan, ia yakin semua manusia bersaudara tanpa mengesampingkan ras, warna kulit, kepercayaan. Sehingga, ia menambahkan, jika Trump melarang Muslim, maka juga melarang diri dan orang lainnya. "Kita adalah bagian dari keluarga manusia," kata Moore.

Ia berpendapat respons Trump telah membuka mata semua orang bahwa ia tidak layak jadi presiden AS. Trump disebut melanggar nilai-nilai yang dianut AS. "Anda dan para pendukung Anda tidak lagi terlihat seperti Amerika hari ini, kami bukan negara dengan orang-orang kulit putih yang marah," katanya.

Moore menyarankan Trump untuk introspeksi dan memikirkan kembali apa yang sudah diperbuatnya. Menurut dia, 81 persen pemilih AS adalah perempuan, orang-orang beragam ras, dan anak muda berusia 18-35 tahun. "Mereka bukan orang-orang yang inginkan Anda memimpin negara ini," kata Moore.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement