REPUBLIKA.CO.ID, NANGARHAR -- Menteri Pertahanan Amerika Serikat Ash Carter melakukan kunjungan mengejutkan ke Afghanistan pada Jumat (18/12). Kunjungan tersebut menyoroti ancaman serangan dari kelompok militan di Irak.
Carter akan bertemu personel di sebuah pangkalan AS di Nangarhar, timur Afghanistan. Di sana merupakan basis bagi sekitar 600 tentara AS yang melakukan operasi Base Fenty. Pusat tersebut merupakan tempat pelatihan, logistik dan upaya kontraterorisme di timur Afghanistan.
Dalam sebuah laporan kepada Kongres AS pekan ini, Pentagon melukiskan gambaran suram mengenai situasi keamanan di Afghanistan. Mereka menemukan adanya peningkatan serangan hingga 27 persen dari awal tahun ini hingga November di Kabul, dibanding pada periode yang sama tahun lalu.
Kemunduran baru termasuk jatuhnya kota Kunduz ke tangan Taliban. Selain itu serangan pemberontak di Kandahar pekan lalu, yang menewaskan 50 orang, memperparah situasi.
Kunjungan Carter menyoroti ancaman yang muncul dari militan yang terkait Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Pejabat senior AS mengatakan, ini merupakan dinamika baru dalam pemberontakan. "Sangat penting memantau dan mencegah segala jenis ancaman yang bisa muncul dari unsur pemberontak baru," ujarnya.
Pada pertengahan Oktober, Presiden Barack Obama membatalkan rencana pengurangan pasukan AS di Kabul. Ia mengatakan akan memperpanjang keterlibatan militer AS dan mempertahankan 9.800 personel pasukannya di sana.