REPUBLIKA.CO.ID, TUNIS -- Kedutaan besar Amerika Serikat (AS) di Tunisia memperingatkan warganya untuk menghindari pusat perbelanjaan utama di ibu kota Tunis pada Ahad (20/12) karena laporan ancaman potensi serangan militan di sana.
Tunisia berada dalam keadaan darurat menyusul serangan bom bunuh diri di sebuah bus pengawal presiden di Tunisia, Selasa (24/11) kemarin. Serangan tersebut merupakan serangan susulan dua serangan senjata militan utama di Museum Tunis dan menargetkan sebuah hotel pantai wisatawan asing.
Sebuah pernyataan Sabtu (19/12) malam menyarankan warga AS untuk menjauh dari mal Tunisia di daerah Berges du Lac di ibu kota pada Ahad (20/12) karena laporan kemungkinan serangan teroris. Namun, kedutaan besar AS tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Pasukan keamanan Tunisia telah siaga tinggi sejak bom bunuh diri yang menewaskan 12 penjaga presiden saat mereka berada dalam bus. Serangan tersebut adalah serangan ketiga setelah serangan di resor pantai Sousse pada Juni dan Museum Bardo pada Maret.
Semua serangan diklaim oleh kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Tunisia memang menjadi salah satu negara yang telah menjadi target militan.