REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Menteri dalam negeri Israel dan wakil perdana menteri, Silvan Shalom, mengumumkan bahwa dirinya berhenti dari jabatannya dan meninggalkan politik pada Ahad (20/12). Pengunduran diirinya menyusul laporan media Israel bahwa ia melakukan pelecehan seksual dan tindakan tidak senonoh.
"Dalam keadaan ini saya telah memutuskan untuk mengundurkan diri dari posisi saya sebagai menteri dan anggota parlemen," katanya dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari laman Al Arabiya, Senin (21/12).
Ia mengaku mendapat dukungan penuh dari keluarganya. Kementerian kehakiman Israel mengatakan, jaksa Agung Israel telah menginstruksikan polisi untuk menyelidiki laporan tersebut. (Pemberian Bebas Visa Israel Langgar UUD 45).
Media Israel Haaretz, telah melaporkan beberapa dugaan yang dituduhkan mantan anggota staf Shalom tentang perbuatan asusila yang dia lakukan. Pekan lalu, Haaretz melaporkan bahwa seorang mantan staf menuduh Shalom melakukan tindakan tidak senonoh.
Tetapi mantan staf itu tidak mengajukan laporan ke polisi. "Wanita itu mengatakan bahwa lebih dari satu dekade yang lalu, Shalom memintanya untuk melakukan oral seks, menyalahgunakan kekuasaannya. Namun, kasusnya tidak dapat dituntut karena undang-undang pembatasan,’’ media tersebut melaporkan.
Haaretz terbitan Ahad (20/12) menilis bahwa beberapa wanita lain juga menuduh bahwa Shalom melakukan serangan seksual ke mereka.