Rabu 23 Dec 2015 16:29 WIB

Cina Klaim Sebagian Besar Perairan Korsel

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ani Nursalikah
Kapal Angkatan Laut Korea Selatan melakukan latihan menembak di Laut Kuning.
Foto: EPA
Kapal Angkatan Laut Korea Selatan melakukan latihan menembak di Laut Kuning.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Setelah mengklaim wilayah zona ekonomi eksklusif (ZEE) beberapa negara lain di Laut Cina Selatan, kini Cina menyebut sebagian besar perairan Laut Kuning Korea Selatan tumpang tindih dengan ZEE Cina. Pada Selasa (23/12), kedua negara bertemu untuk membuka pembahasan sengketa tersebut.

Dikutip Telegraph, Cina meminta Korsel menyerahkan perairan, termasuk gunung bawah air bernama Leo yang menjadi pusat penelitian laut Korea. Cina mengatakan wilayah ini berada di perairan Cina dan dikenal sebagai Bebatuan Suyan.

Cina secara agresif mengklaim beberapa wilayah terumbu karang di perairan sengketa Laut Cina Selatan dan menolak klaim negara lain. Cina juga menekan sejumlah wilayah perairan sekitar pulau Senkaku, Jepang yang diklaimnya bernama pulau Diaoyu.

Pengamat mengatakan Cina sedang menekan perbatasan perairannya lebih jauh dari garis pantai. Hal ini diyakini demi kepentingan ekonomi dan militer di Pasifik Barat. Cina dan Korsel sangat dekat dalam hubungan ekonomi dan diplomatik selama beberapa tahun terakhir.

Namun sengketa klaim kali ini disebut-sebut bisa merusak hubungan tersebut. Selama diskusi pada Selasa, Cina mengajukan masalah tumpang tindih ZEE di Laut Kuning harus diselesaikan dengan demarkasi atau pembatasan.

Cina menilai garis menuju timur memiliki populasi yang lebih besar dan garis pantai yang lebih panjang daripada Korsel. Meski demikian, garis tersebut lebih dekat ke pantai Korea. Jarak Leo yaitu 93 mil dari pantai Korea dan 178 mil dari Cina.

Sesuai proposal Beijing, gunung laut Leo ini seharusnya berada di bawah kendali Cina. Sementara Korsel merujuk pada aturan internasional. Masih belum jelas akhir dari persengketaan ini. Wakil Menteri Luar Negeri Korsel, Cho Tae-yul mengatakan diskusi terkait hal ini akan menjadi hal panjang dan sulit.

Baca juga:

9 Bencana Industri Paling Tragis di Cina

Longsor Shenzhen, Pria Selamat Usai Terkubur 60 Jam

Polisi Prancis Klaim Gagalkan 10 Aksi Teror

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement