REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Jepang telah mengusulkan menyiapkan dana pemerintah untuk menyelesaikan perselisihan lamanya dengan Korea Selatan (Korsel) terkait budak seks selama Perang Dunia II. Korsel selama ini menyatakan, permintaan maaf Jepang tak cukup menebus masa perang yang brutal.
Seperti dilansir BBC News, wanita penghibur Korsel telah dipaksa bekerja di rumah bordil militer Jepang. Masalah tersebut telah meregangkan hubungan Jepang dan Korsel selama beberapa dekade.
Perdana Menteri Shinzo Abe telah menginstruksikan menteri luar negeri untuk memilah masalah itu saat berkunjung ke Seoul pekan depan.
Menteri Luar Negeri Jepang Fumio Kishida pada Jumat (25/12) pun mengatur kunjungan ke Korsel dengan harapan menemukan resolusi awal.
Dia berbicara setelah laporan media Jepang mengatakan Abe telah menginstruksikannya untuk mengadakan pembicaraan tingkat menteri di Seoul pada Senin (28/12).
Dana bantuan seperti yang direncanakan pada 1995. Pada waktu itu dana bantuan disebut akan berasal dari sumbangan, bukan dari pemerintah Jepang. Jepang diperkirakan akan mengeluarkan dana bantuan senilai 10 tahun, yakni sekitar 100 juta yen.
Sekitar 200 ribu perempuan diperkirakan telah menjadi budak seks Jepang selama Perang Dunia II. Banyak dari mereka berasal dari Korea, sisanya dari Cina, Filipina, Indonesia, dan Taiwan.
Jepang telah meminta maaf atas insiden masa lalu tersebut. Tapi Korsel menginginkan permintaan maaf yang kuat dan kompensasi untuk korban.