REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- H.A Helyer pengamat dari Rafik Hariri Center for Middle East di Atlantic Council, DC dalam artikelnya di Al-Arabiya mengatakan, berdasar kalender Gregorian umat Kristen akan menyambut perayaan Natal pada 24 Desember.
Waktu tersebut bertepatan dengan kelahiran Nabi Muhammad SAW yang menurut banyak sejarawan meyakini Rasul lahir pada 12 Rabiul Awal.
Perayaan waktu bersamaan ini memang jarang terjadi. Terakhir kali, Maulid Nabi bersamaan dengan perayaan Natal pada 1852. Tak sedikit komunitas Islam yang merayakan Mauli Nabi, dari California ke Cina, Brunei ke Bosnia, sampai Turki ke Tanzania. Kendati kalangan Salafi melarang perayaan tersebut.
Dalam tulisannya Helyer memang lebih banyak mengaitkan dengan konflik yang terjadi di revolusi Musim Semi Arab atau Arab Spring. Lima tahun lalu, pada dunia Arab terguncang.
Seruan agar bebas dari tirani merebak ke seluruh penjuru wilayah. Mereka berharap bisa membangun kehidupan yang lebih baik. Revolusi berujung pada huru-hara yang hingga kini belum juga terselesaikan.