REPUBLIKA.CO.ID MOSKOW -- Angkatan udara Rusia mengklaim tidak menargetkan warga sipil sejak kampanye serangan udaranya diluncurkan di Suriah tiga bulan lalu, Sabtu (27/12). Klaim ini dinyatakan setelah Amnesty Internasional mengeluarkan laporan bahwa Rusia menewaskan ratusan warga sipil dalam kampanye tersebut.
Kelompok HAM berbasis di London itu mengatakan pembunuhan ini bisa dikategorikan kejahatan perang. Kementerian Pertahanan Rusia menolak tegas tuduhan tersebut. "Pasukan udara militer tidak pernah menghantam target sipil di Suriah," kata Kolonel Jenderal dan kepala komandan Rusia's Aerospace Forces, Viktor Bondarev dalam wawancara dengan televisi Rossiya 24.
Menurutnya, pilot Rusia terlatih dengan baik dan tidak pernah meleset dari target. "Mereka tidak pernah menghantam tempat sensitif seperti sekolah, rumah sakit dan masjid," kata dia, seperti dikutip Reuters.
Kremlin memulai kampanye udara di Suriah sejak 30 September dengan alasan membantu sekutu dekatnya, pemerintah Suriah pimpinan Bashar al Assad dalam melawan ISIS. Bondarev juga mengatakan bahwa pasokan sistem S-400 darat ke udara ke Suriah telah membantu mengamankan wilayah udara Suriah.