Rabu 30 Dec 2015 11:54 WIB

Lembaga Atom Iran Benarkan Pengiriman Uranium ke Rusia

    Fasilitas pembangkit listrik tenaga nuklir Bushehr di Iran.
Foto: Sot Akbar/ISNA/AP
Fasilitas pembangkit listrik tenaga nuklir Bushehr di Iran.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Kepala Organisasi Energi Atom Iran (AEOI) Ali-Akbar Salehi pada Selasa (29/12) menegaskan pengiriman 11 ribu kilogram uranium yang diperkaya pada tingkat rendah ke Rusia berdasarkan kesepakatan nuklir Juli.

"Dalam pelaksanaan kesepakatan nuklir, sebanyak 11 ribu kilogram uranium yang diperkaya ditukar dengan 197 ribu kilogram yellow cake (bentuk padat campuran uranium oksida yang diproduksi dari bijih uranium dalam pemrosesan uranium recovery/milling). Kami menerima yellow cake lebih dulu baru kemudian mengirim uranium yang diperkaya dan operasi pertukaran selesai dalam beberapa hari belakangan," kata Saleh yang dikutip kantor berita Tasnim.

(Baca: Iran Mulai Kirim Uranium ke Rusia)

Pada Senin (28/12), Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan satu kapal yang membawa lebih dari 25 ribu pon bahan uranium yang diperkaya kadar rendah bretolak dari Iran menuju Rusia. Ia menyebutnya salah satu langkah paling penting yang dilakukan Iran dalam memenuhi komitmennya.

Pengiriman tersebut meliputi pemindahan bahan nuklir Iran yang diperkaya sampai 20 persen tapi bukan dalam bentuk pelat bahan bakar pabrikan bagi Reaktor Penelitian Teheran. Berdasarkan kesepakatan yang dicapai oleh Iran dan negara besar dunia pada Juli, Teheran diharuskan mengirim semua, kecuali 300 kilogram uranium yang diperkaya sampai tingkat rendah.

"Syukurlah, kami melaksanakan salah satu langkah utama (sebagaiaman kewajiban semua pihak berdasarkan kesepakatan nuklir) dan kami saat ini sibuk dengan langkah kecil lain sehubungan dengan ini," kata Salehi.

Kepala Lembaga Atom Iran tersebut menyampaikan harapan kesepakatan Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) akan segera beroperasi, lalu diikuti oleh pencabutan sanksi Barat terhadap negaranya.

 

Baca juga:

Roket Iran Jatuh Dekat Kapal Perang AS

13 Kisah Hewan Paling Populer di 2015

3 Negara Paling Mematikan Bagi Jurnalis Sepanjang 2015

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement