Rabu 30 Dec 2015 12:51 WIB

Cina dan Taiwan Akhirnya Miliki Sambungan Telepon Langsung

Presiden Cina Xi Jinping dan Presiden Taiwan Ma Ying Jeou.
Foto: Wantchinatimes.com
Presiden Cina Xi Jinping dan Presiden Taiwan Ma Ying Jeou.

REPUBLIKA.CO.ID,  BEIJING -- Cina dan Taiwan mulai mengoperasikan sambungan telepon langsung di antara kedua negara pada Rabu (30/12).

Sambungan telepon dipasang sebagai sebuah langkah untuk membangun kepercayaan dan mengurangi ketegangan, dengan para pejabat senior saling bertukar ucapan selamat Tahun Baru. Langkah tersebut disetujui pada saat sebuah pertemuan yang bersejarah antara Presiden Cina Xi Jinping dan Presiden Taiwan Ma Ying-jeou di Singapura bulan lalu.

Juru bicara Kantor Urusan Taiwan di Cina, Ma Xiaoguang mengatakan panggilan yang pertama kali dilakukan adalah antara Kepala Kantor Urusan Taiwan, Zhang Zhijun dengan Kepala Dewan Urusan Cina Daratan di Taiwan, Andrew Hsia yang saling memberikan ucapan selamat Tahun Baru.

Zhang dan Hsia juga membicarakan tentang sejumlah pencapaian penting yang telah diraih oleh kedua pihak pada tahun sebelumnya dalam mempromosikan perkembangan hubungan yang damai, juru bicara Ma mengatakan. Dewan Urusan Cina Daratan di Taiwan menegaskan panggilan telepon benar-benar dilakukan, namun tidak memberikan penjelasan lebih lanjut.

Pasukan Nasionalis Cina melarikan diri ke Taiwan setelah kalah dalam perang saudara dengan tentara Komunis pada 1949. Cina belum pernah mencabut penggunaan kekuatan militer untuk membawa apa yang mereka sebut Taiwan sebagai provinsi yang berkhianat ke bawah kekuasaan mereka.

Hubungan kedua pihak meningkat dengan pesat sejak Ma Ying-jeou menjadi Presiden Taiwan pada 2008, dan keduanya telah menandatangani serangkaian kesepakatan perdagangan dan pariwisata yang besar. Meskipun demikian masih ada kecurigaan yang mendalam.

Cina marah pada awal bulan ini terkait rencana Amerika Serikat menjual senjata kepada Taiwan belakangan ini. Cina juga berhati-hati dalam memantau pemilihan umum presiden di Taiwan pada Januari, yang diperkirakan akan memberikan kekuasaan kembali pada pihak oposisi Partai Progresif Demokratis yang condong ke arah kemerdekaan.

Cina mengatakan mereka tidak akan pernah menyetujui kemerdekaan Taiwan.

 

Baca juga:

Ajudan Kim Jong Un Meninggal dalam Kecelakaan Mobil

Roket Iran Jatuh Dekat Kapal Perang AS

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement