Rabu 30 Dec 2015 15:07 WIB

Pemimpin ISIS Dalang Penyerangan Paris Tewas di Suriah

Charaffe el Mouadan
Foto: The Telegraph
Charaffe el Mouadan

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Seorang pemimpin kelompok bersenjata ISIS yang memiliki hubungan langsung dengan terduga dalang serangan-serangan Paris termasuk di antara 10 tokoh grup itu yang terbunuh di Suriah dan Irak bulan ini, kata Pentagon pada Selasa.

Militer Amerika Serikat mengatakan serangan-serangan yang dilakukannya membantu melemahkan kelompok itu, yang menguasai bagian-bagian besar di Irak dan Suriah tahun lalu tapi baru-baru ini tampak mengalami kemunduran-kemunduran termasuk kehilangan Ramadi di Irak pekan ini.

Juru bicara militer AS yang berkedudukan di Baghdad Kolonel Steve Warren mengatakan Charaffe el Mouadan yang berkebangsaan Prancis tewas akibat sebuah serangan koalisi pimpinan AS pada 24 Desember. Ia telah bersekongkol melancarkan serangan-serangan lebih jauh terhadap Barat, kata Warren.

"Ia anggota ISIS yang berkedudukan di Suriah yang berhubungan langsung dengan Abdelhamid Abaaoud, pemimpin sel serangan-serangan Paris," ujar Warren dalam pembicaraan video, menggunakan akronim lain dari kelompok ISIS.

Abaaoud tewas dalam suatu razia polisi di Paris lima hari setelah serangan-serangan pada 13 November yang menewaskan 130 orang dan ratusan lagi cedera dalam serangkaian serangan-serangan terkoordinasi di sejumlah kawasan di Paris.

Seorang sumber Prancis, yang minta jatidirinya tak disebutkan, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa tak ada bukti segera yang menunjukkan Mouadan terlibat dalam serangan-serangan Paris.

Tetapi pejabat itu mengatakan Mouadan dekat dengan Samy Amimour, salah seorang pelaku bom bunuh diri yang menyerang tempat pertunjukan musik Bataclan. Mouadan, 26 tahun, tumbuh di salah satu kawasan pinggiran Paris dan adalah putera dari orangtua yang dilahirkan di Maroko dan salah satu dari delapan anaknya.

Ia ditangkap pada Oktober 2012 ketika siap-siap berangkat bersama dengan Amimour dan seorang pria ketiga, Samir Bouabout, untuk bertempur apakah di Yaman atau Afghanistan, seorang sumber yang dekat dengan investigasi itu kepada AFP.

Walau orang-orang itu menghadapi dakwaan, tapi mereka dilepaskan, dan mereka kemudian pergi ke Suriah. Jalan yang ditempuh Mouadan menjadi orang radikal tampak melalui internet, seperti halnya yang diyakini para penyelidik atas kasus Amimour dan Bouabout.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement