REPUBLIKA.CO.ID, READING -- Pada 2016 mendatang, siklus cuaca El Nino nampaknya akan mencapai siklus terkuatnya dalam sejarah. Fenomena ini diperkirakan akan meningkatkan ancaman kelaparan dan penyakit bagi jutaan orang di seluruh dunia.
Seperti dilansir BBC News, Rabu (30/12), fenomena cuaca tersebut dapat memperburuk kekeringan di beberapa wilayah sekaligus meningkatkan banjir di wilayah lain. Beberapa wilayah termasuk Karibia, Amerika Tengah dan Selatan akan terkena dampak dalam enam bulan ke depan.
Namun dampak terburuk kemungkinan terjadi di Afrika. Benua tersebut diperkirakan akan mengalami puncak kekurangan pangan pada Februari.
Fenomena cuaca periodik ini telah berperan dalam mendorong tahun 2015 ke dalam buku rekor sebagai tahun terpanas. Mereka cenderung menaikan suhu global dan menggangu pola cuaca.
Dr Nick Klingaman dari Universitas Reading, Inggris, mengatakan, beberapa hal telah membuat El Nino ini menjadi yang terkuat dalam sejarah. Tapi ini tergantung bagaimana mengukurnya.
"Di beberapa negara tropis, kita melihat adanya pengurangan curah hujan dalam jumlah besar mencapai 20 hingga 30 persen. Indonesia mengalami musim kemarau yang buruk, hujan di India 15 persen di bawah curah hujan normal, dan diperkirakan Brazil dan Australia juga mengalami pengurangan musim hujan," kata Klingaman.