Hujan Deras, Ratusan Warga Inggris Utara Mengungsi

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Hujan lebat dan angin kencang yang disebabkan Topan Frank sejak Selasa larut malam (29/12) telah membawa nasib buruk lagi ke daerah yang sudah parah digenangi air di Inggris Utara.

Daerah yang sejauh ini paling parah direndam banjir telah meliputi Irlandia Utara dan Skotlandia, serta Inggris Utara, kata beberapa laporan media setempat. Penghuni ratusan rumah telah diungsikan dan ribuan orang tak memperoleh listrik di daerah itu.

Topan tersebut juga membuat lalu lintas jadi kacau. Satu jembatan batu dari Abad XVIII di Tadcaster, North Yorkshire ambruk dan Jembatan Cambus O'May di Skotlandia hancur akibat banjir.

Penerbangan di Irlandia Utara terpengaruh angin kencang, sedangkan pepohonan yang tumbang diterjang angin menghalangi ratusan ruas jalan. Lembaga Lingkungan Hidup Inggris menyatakan hingga pukul 16.00 waktu setempat (23.00 WIB) pada Rabu (30/12), tiga peringatan darurat banjir, 46 peringatan banjir dan 84 siaga banjir diberlakukan di seluruh Inggris dan Wales.

Lembaga tersebut memperingatkan hujan lebat diperkirakan terus mengguyur seluruh Inggris Utara pada Rabu dan ada potensi banjir besar lagi terutama di Cumbria, salah satu daerah yang paling parah dilanda banjir. "Negeri ini telah menghadapi masa cuaca ekstrem dan banjir sejak awal Desember," kata Lembaga Lingkungan Hidup itu.

Lebih dari 6.700 rumah direndam air, saat permukaan air sungai mencapai tingkat paling tinggi di seluruh Inggris Utara pada akhir pekan.

"Tim Lembaga Lingkungan Hidup terus bekerja sepanjang waktu dalam kondisi sulit. Cuaca tetap sangat menantang; hujan masih mengancam menimbulkan banjir lagi di Cumbria dan Yorkshire hari ini dan sampai Malam Tahun Baru. Kami mendesak masyarakat dan pelancong, terutama di Cumbria bersiap dan tidak berjalan atau berkendaraan melalui genangan air," kata Craig Woolhouse, Direktur Penanganan Kecelakaan di Lembaga Lingkungan Hidup.