Kamis 31 Dec 2015 15:16 WIB

Risiko Kebakaran, Ratusan Warga Australia Dievakuasi

Kebakaran semak di barat kota Sydney, Australia semakin luas.
Foto: theguardian.com
Kebakaran semak di barat kota Sydney, Australia semakin luas.

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Ratusan penduduk dan pelancong di sepanjang jalur Great Ocean Road di Australia selatan dievakuasi, Kamis (31/12), karena cuaca panas dan berangin mengancam terjadinya kembali kebakaran semak belukar yang telah melalap lebih dari 100 rumah pada saat perayaan Natal.

Penduduk di tiga kota tepi pantai di kawasan wisata diminta meninggalkan rumah mereka ketika suhu udara diperkirakan mencapai 40 derajat celsius. Cuaca musim panas ini mengancam akan memperburuk kebakaran yang telah berlangsung hampir dua pekan.

"Masyarakat setempat mematuhi saran terbaik dan akan meninggalkan rumah mereka karena cuaca yang tidak menguntungkan ini, dengan api yang masih membara, begitu dekat dengan mereka, tidaklah aman bagi mereka maupun bagi petugas yang diperintah untuk menjaga mereka," kata Perdana Menteri negara bagian Victoria, Daniel Andrews.

Kebakaran dipicu sambaran petir pada 19 Desember dan api terus merembet. Otoritas pemadam kebakaran setempat memperkirakan api telah menghanguskan lebih dari 2.500 hektare lahan. Pihak berwenang memperkirakan 116 rumah telah dilalap api saat perayaan Natal.

Begitu ancaman terdekat ini berlalu, bantuan bisa segera diberikan kepada penduduk dengan suhu udara diperkirakan turun dalam beberapa hari mendatang. Beberapa hujan lokal juga diperkirakan turun di sejumlah bagian di pantai selatan.

Great Ocean Road merupakan salah satu lokasi wisata Australia yang menarik banyak pelancong dengan pemandangan spektakuler dan formasi bebatuan lepas pantai yang unik. Sebagian jalan masih ditutup pada Kamis, yang biasanya menjadi saat tersibuk sepanjang tahun.

Pada 2009, kawasan Victoria mengalami bencana kebakaran semak belukar yang terburuk sepanjang sejarah Australia, dan menewaskan 173 orang sehingga dikenal sebagai "Sabtu Kelabu".

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement