Kamis 31 Dec 2015 22:39 WIB

Iran akan Balas Sanksi AS Terkait Program Rudal

Sistem rudal pertahanan udara s-300 buatan Rusia untuk Iran.
Foto: armyrecognition.com
Sistem rudal pertahanan udara s-300 buatan Rusia untuk Iran.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Iran akan membalas setiap sanksi baru AS dan tindakan campur tangan mengenai program rudal pertahanannya, kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Hossein Jaber Ansari di Teheran pada Kamis.

Departemen Keuangan AS pada Rabu (30/12) mengumumkan lembaga itu sedang mempertimbangkan sanksi terhadap sejumlah orang Iran dan internasional serta lembaga karena mereka "diduga terlibat" dalam pengembangan program rudal balistik Iran. Tindakan AS tersebut dapat menjadi reaksi atas uji-coba rudal balistik Iran belum lama ini.

"Tindakan semacam itu tidak sah, sepihak dan tak bijaksana, dan Iran sudah menyatakan pandangan ini kepada Amerika Serikat," kata Jaber Ansari, yang dikutip kantor berita resmi Iran, IRNA.

"Program rudal Iran tak memiliki hubungan dengan kesepakatan belum lama ini mengenai program nuklir Iran. Dan tak ada yang bisa menghalangi Iran dari hak sah dan sesuai hukumnya untuk memperkuat keamanan nasional dan landasan pertahanannya," kata Jaber Ansari, sebagaimana diberitakan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis malam.

Pada Oktober, Iran mengumumkan uji-coba rudal jarak-jauh Emad, yang dapat dikendalikan dan dipandu sampai menghantam sasaran dengan ketepatan tinggi.

Belakangan, Menteri Pertahanan Iran Hossein Dehqan mengatakan rudal Emad "sepenuhnya konvensional". Ia membantah laporan para ahli PBB pada Desember bahwa Iran melanggar Resolusi 1929 Dewan Keamanan PBB dengan menguji-coba rudal Emad, yang mampu mengirim hulu ledak nuklir.

Laporan PBB tersebut mengatakan rudal balistik Emad memiliki jarak jelajah "tak kurang dari 1.000 kilometer dengan muatan tak kurang dari 1.000 kilogram".

Berdasarkan Resolusi 1929, Iran dilarang mengerjakan rudal balistik yang mampu mengirim hulu ledak nuklir.

Dehqan juga mengaakan uji-coba Oktober itu dilandasi atas kepentingan Iran sendiri bagi peningkatakn kemampuan pencegahannya. "Iran takkan menerima setiap pembatasan sehubungan dengan ini," ia menambahkan.

Teheran diduga memiliki simpanan rudal balistik paling banyak di Timur Tengah dan telah membuat rudal dengan jarak jelajah 2.000 kilometer.

Iran dan enam negara besar dunia --Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Rusia dan Tiongkok ditambah Jerman-- menandatangani kesepakatan nuklir bersejarah pada Juli untuk memberlakukan pembatasan atas program nuklir Iran sebagai imbalan bagi pencabutan sanksi ekonomi.

Berdasarkan kesepakatan tersebut, Iran juga akan menerima uranium alamiah dari Rusia dan Kazakhstan dan akan menggunakannya pada reaktor nuklir untuk memproduksi energi pada masa depan.

Sebelumnya, sebanyak 11 ton uranium yang perkaya pada tingkat rendah telah dikirim ke Rusia dari Iran, sementara Norwegia telah membantu mengabsahakn pengiriman 60 ton uranium mentah ke Iran, sebagai bagian dari kesepakatan nuklir itu.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement