Jumat 01 Jan 2016 18:56 WIB

2015 Jadi Tahun Paling Mematikan Bagi Migran

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Teguh Firmansyah
Petugas mengamankan puluhan migran Afrika yang ingin ke Eropa.
Foto: Boston.com
Petugas mengamankan puluhan migran Afrika yang ingin ke Eropa.

REPUBLIKA.CO.ID, LIBYA – Dengan kematian lebih dari 3.770 orang, 2015 menjadi tahun paling mematikan bagi para migran dan pengungsi yang melintasi Mediterania menuju Eropa.  Angka kematian migran pada 2015 lebih tinggi dibanding 2014 yakni 3.270 orang.

Organisasi Migran Internasional (IOM) memperkirakan secara total lebih dari 5.350 migran meninggal pada 2015. April menjadi bulan paling mematikan di 2015 ketika hampir 1.250 migran meninggal, terutama karena tragedi terburuk dalam sejarah saat migran berusaha melintasi Mediterania dari Afrika Utara.

Dalam satu kasus 800 migran tewas saat kapal penuh sesak yang mereka tumpangi terbalik di lepas pantai Libya. Hanya 28 korban diselamatkan dan dibawa ke Italia.

Sebanyak 77 persen kematian terjadi di Mediterania Tengah, rute yang sebagian besar digunakan oleh penyelundup dari pantai Libya.

Direktur Jenderal IOM William Lacy Swing mengatakan angka kematian migran di 2015 cukup mengejutkan. Keputusasaan menyebabkan pengungsi kehilangan nyawa dan mencatat rekornya tahun ini. “Dunia interasional harus bertindak untuk menghentikan tren ini,” ujarnya baru-baru ini.

Baca juga, Lebih dari Satu Juta Migran Tiba di Eropa.

Selain di Mediterania,  wilayah lain jadi momok mematikan yakni jalur migra Asia Tenggara (terutama di Teluk Benggala, Laut Andaman, Malaysia dan Thailand). Ada setidaknya 800 kematian pada 2015. Di Meksiko dan sepanjang perbatasan Amerika Serikat (AS) dan Meksiko setidaknya tercatat 330 kematian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement