REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Yaman telah dirundung konflik kejam sejak Maret lalu. Lebih dari 5.000 orang kehilangan nyawanya. Sebagian besar adalah warga sipil. Penduduk lainnya masih bisa selamat menyambung nafas, namun mereka berhadapan dengan penderitaan, jurang kelaparan.
Konflik, pertempuran, perang saudara atau apa pun sebutannya ini telah menjadi tontotan berisiko tinggi bagi penduduk. Pemeran utamanya adalah pemberontak Houthi dan pasukan setia mantan Presiden Ali Abdullah Saleh yang melawan pasukan setia pemerintahan Presiden Abd Rabbu Mansour Hadi yang didukung koalisi pimpinan Arab Saudi.
Ibu kota Yaman, Sanaa telah menjadi saksi pengrusakan akibat perang. Kota yang termasuk dalam daftar situs Warisan Dunia UNESCO itu telah dirusak serangan udara. Salah seorang warganya, Hisham al Omeisy mengatakan para penduduk telah hidup dalam kesengsaraan.
"Sering sekali mereka berharap serangan udara mengakhiri penderitaan mereka," kata dia.