Sabtu 02 Jan 2016 16:44 WIB

Tarif Melonjak, Uber Dibanjiri Kritik Pelanggan

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Karta Raharja Ucu
Warga mengoperasikan aplikasi taksi uber via internet, Jakarta, Jumat (22/8). Pemprov DKI menggolongkan layanan taksi mewah yang ditawarkan Uber sebagai taksi gelap sehingga melarangnya beroperasi.
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Warga mengoperasikan aplikasi taksi uber via internet, Jakarta, Jumat (22/8). Pemprov DKI menggolongkan layanan taksi mewah yang ditawarkan Uber sebagai taksi gelap sehingga melarangnya beroperasi.

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY --  Pergantian tahun nampaknya menjadi momen yang banyak dimanfaatkan bagi para pebisnis untuk meraup omzet. Layanan transportasi berbasis aplikasi, Uber, ikut menggunakan kesempatan ini dimana perusahaan tersebut menaikkan tarif hingga delapan kali lebih tinggi dari biasanya.

Akibatnya, laman Facebook Uber pun dibanjir keluhan dari para pelanggan, terutama saat malam tahun baru. Salah satu penumpang, Skye Shanahan dari Quakers Hill menggunakan jasa transportasi uber dari tepi pantai Sydney Utara ke Blacktown (Australia).

Biasanya, ia hanya membayar 100 dolar AS, namun saat malam tahu baru, ia harus merogoh kocek hingga 720 dolar AS. Biaya tersebut dikenakan untuk sekitar 40 menit perjalanan.

Awalnya, Shanahan bersemangat menggunakan Uber karena tarifnya murah. Namun setelah pulang dan memandang kartu kreditnya, ia pun terkejut. "Ini adalah 50 menit perjalanan paling mahal. Tidak masuk akal," ujarnya seperti dilansir dari Sydney Morning Herald, semalam. Perusahaan, kata dia, telah memberinya kredit 180 dolar AS untuk naik transportasi tersebut di hari-hari ke depan, namun Shanadhan enggan menggunakan layanan tersebut lagi.

Penumpang lain, Brian Stelter ikut mengeluhkan mahalnya biaya layanan Uber. "Tarif Uber di Miami Beach adalah ongkos tertinggi yang pernah saya rasakan," kata dia.

Uber mengatakan harga tersebut merupakan tarif dinamis selama penggunaan di puncak liburan. Pelanggan diminta mengkonfirmasi tarif sebelum pemesanan. Beberapa pelanggan mengeluhkan lonjakan harga yang dikenakan lebih tinggi dari yang diiklankan.

"Sebagai perusahaan terdepan, kami mengenakan harga dinamis," kata manajer umum perusahaan Uber di Australia, David Rohrsheim.

Sebelum malam tahun baru, Uber telah memberitahukan bahwa pelanggan akan membayar lebih tinggi selama masa liburan. Namun pada malam tahun baru, kenaikan harga bisa mencapai 9,9 kali dari tarif normal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement