REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI — Saudara laki-laki ulama Syiah terkemuka Saudi Sheikh Nimr al-Nimr mengaku keluarganya terkejut oleh berita penghukum-matian kakaknya. Namun ia mengharap peristiwa itu ditanggapi dengan cara damai.
Nimr dan enam warga lain Syiah Saudi, termasuk putera Mohammed al-Nimr, Ali, dihukum mati, yang merupakan hukuman paling berat bagi hakim di kerajaan berpenduduk sebagian besar Sunni ketat itu.
Mereka termasuk di antara 47 terhukum mati oleh Arab Saudi yang diduga menjadi pesan jelas untuk pegaris keras Muslim Sunni dan pengunjuk rasa Syiah penentang pemerintah Arab Saudi.
Mohammed al-Nimr menyatakan warga daerah Arab Saudi timur, al-Qatif, tempat tinggal sebagian besar suku kecil Syiah di negara itu, khawatir dengan berita tersebut. "Kami memperkirakan dan berharap bahwa suara moderat dan penyelesaian politik akan menang," kata Mohammed al-Nimr kepada Reuters lewat telepon.
"Sheikh Nimr sangat dihargai di kaumnya dan masyarakat Muslim pada umumnya serta tidak diragukan lagi akan ada tanggapan. Kami mengharapkan tanggapan apa pun akan terbatas pada kerangka damai," katanya, "Pertumpahan darah sudah cukup.”
Mohammed al-Nimr menyatakan keluarganya mengharapkan pihak berwenang menyerahkan jasad Sheikh al-Nimr untuk secepatnya dimakamkan. "Tidak ada yang tersisa di antara kami dengan pihak berwenang selain jasad murni itu. Kami harap itu diserahkan sesegera mungkin," katanya.