REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Pemerintah Yaman resmi memberlakukan jam malam di kota pelabuhan Yaman bagian selatan, Aden untuk alasan keamanan, Senin (4/1). Gubernur Yaman Selatan, Aidarous al Zubaidi mengatakan, jam malam berlaku mulai Senin pukul 20.00 hingga 5.00 waktu setempat.
Kebijakan baru ini diterapkan sebagai respons atas beberapa serangan terakhir kelompok militan, termasuk Alqaedah. Sumber keamanan dan media pro pemerintah mengatakan kelompok bersenjata telah menewaskan 17 orang dalam serangan terbaru pada Ahad.
Dikutip dari Aljazirah, korban tewas termasuk delapan orang pasukan keamanan dan satu kolonel. Kelompok militan terkait ISIS juga menembak mati Sheikh Ali Othman, seorang imam Sufi di Aden.
Pertempuran pada Ahad berlangsung selama beberapa jam sebelum pasukan pro pemerintah menang dan mengambil kendali pelabuhan dari mereka. Kelompok ini dituduh telah menggunakan pelabuhan untuk operasi penyelundupan dan menolak menyerahkannya kembali pada pemerintah.
Juru bicara pemerintah Aden, Nizar Anwar mengatakan, bentrokan fokus di sekitar terminal kargo dan kontainer pelabuhan. Menurutnya, penerapan jam malam juga merupakan upaya mengamankan kedua terminal di pelabuhan.
Kebijakan ini akan diterapkan hingga waktu yang belum ditentukan. "Ini tindakan pencegahan untuk menolak setiap elemen gerakan kebebasan bersenjata," kata dia.
Presiden Yaman, Abd-Rabbu Mansour Hadi melakukan inspeksi di terminal kargo distrik Mualla, Aden pada Senin. Hal ini mengindikasikan bahwa fasilitas tersebut telah berada dalam kendali pemerintah.
Sebelumnya, serangan penembakan juga terjadi pada Kamis di Aden dan menewaskan Ahmed al Idrisi, seorang pemimpin kelompok militan pro pemerintah. Insiden terjadi beberapa jam setelah ia sepakat menyerahkan kendali Aden pada pasukan pemerintah.
Pihak keamanan mengklaim bahwa al Idrisi mendukung pemerintah. Namun melakukan kesepakatan rahasia dengan pasukan bersenjata dan anti-pemerintah. Aden adalah ibu kota Yaman sementara dan telah menjadi saksi bisu perkembangan kelompok militan.
Kelompok militan cabang AlQaidah di Semenanjung Arab di Yaman telah menyebabkan kekacauan di negara yang sedang menghadapi perang saudara tersebut. Kelompok ini terus memperluas wilayah kekuasaannya hingga ke selatan.