Rabu 06 Jan 2016 11:32 WIB

Berlinang Air Mata, Obama Bertekad Perketat Aturan Senjata

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ani Nursalikah
Presiden AS Barack Obama berlinang air mata saat berbicara mengenai penembakan massal dan aturan pengendalian senjata di Gedung Putih, 5 Januari 2016.
Foto: Reuters/Kevin Lamarque
Presiden AS Barack Obama berlinang air mata saat berbicara mengenai penembakan massal dan aturan pengendalian senjata di Gedung Putih, 5 Januari 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sambil menyeka air mata teringat anak-anak yang tewas dalam penembakan massal, Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama pada Selasa (5/1) menyatakan pengetatan aturan senjata bisa dia paksakan tanpa persetujuan Kongres.

Obama juga mendesak para pemilih AS menolak calon presiden yang pro-senjata. Obama menegaskan ia tidak mengharapkan undang-undang senjata berubah di tahun terakhir ia menjabat sebagai presiden.

Tetapi berjanji melakukan apa yang dia bisa untuk mengontrol senjata hingga menjelang pemilihan umum presiden AS November 2016. Dalam pidato di Gedung Putih dan dikelilingi oleh anggota keluarga korban tewas dalam penembakan massal, suara Obama meninggi sambil mengatakan warga AS yang memiliki hak konstitusional untuk memegang senjata perlu diimbangi dengan hak untuk beribadah, berkumpul dengan damai, dan menjalani hidup.

Obama sering mengatakan, waktu yang paling sulit yang dia hadapi adalah saat penembakan massal 20 anak-anak dan enam orang dewasa di sebuah sekolah dasar di Newtown, Connecticut, Desember 2012.

"Setiap kali saya berpikir tentang anak-anak, itu membuat saya marah. Itu mengubah saya hari itu,’’ kata Obama dengan air mata mengalir di pipinya.

Ia berharap dengan sungguh-sungguh kejadian ini akan mengubah negara. Setelah tragedi itu, presiden dari partai Demokrat itu gagal membujuk Kongres untuk menguatkan hukum senjata AS.

Dia menyalahkan anggota parlemen yang berpihak pada kelompok lobi senjata National Rifle Association. Amandemen konstitusi AS yang kedua memberi warga Amerika hak memiliki senjata.

Obama menyatakan, penjual senjata seharusnya mendapatkan lisensi dan pembeli senjata menjalani pemeriksaan latar belakang mereka. Partai Republik yang mengontrol Kongres terang-terangan menentang rencana perubahan kontrol senjata.

"Pada akhirnya, tindakan eksekutif sepihak ini lemah. Ini tameng apa yang sebenarnya presiden ingin,’’ kata pemimpin Partai Republik di dewan perwakilan AS, Kevin McCarthy.

Senator Demokrat Joe Manchin dari Virginia Barat juga menyuarakan oposisi terhadap tindakan Obama. "Alih-alih mengambil tindakan sepihak eksekutif, presiden AS harus bekerja dengan Kongres dan rakyat Amerika,’’ ujarnya.

 

Baca: Sejarah Hari Ini: Samuel Morse Perkenalkan Telegram

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement