Rabu 06 Jan 2016 15:45 WIB

Kelompok Anti-Islam Pegida Buka Cabang di Inggris

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ani Nursalikah
Gerakan protes pada kelompok Pegida
Foto: bbc
Gerakan protes pada kelompok Pegida

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sebuah gerakan politik yang menyebut Islam sebagai ideologi fasis diluncurkan di Inggris, Rabu (6/1). Gerakan ini sudah tidak asing setelah diluncurkan pertama kali di Jerman, Pegida (Patriotik Eropa Melawan Islamisasi Barat).

Gerakan Pegida Inggris telah secara resmi diluncurkan di sebuah bar di Bedfordshire. Mereka bertujuan membuat 'Inggris Tengah' sebagai tandingan apa yang mereka sebut kebangkitan Islam di Inggris.

Kelompok ini diluncurkan oleh mantan pempimpin Liga Pertahanan Inggris (EDL), Tommy Robinson. "Kami memiliki masalah ideologi di negara ini dengan Islam. Mereka tidak bisa berasimilasi dengan cara apa pun," kata Robinson dikutip Sky News.

Robinson mengatakan Pegida Inggris ingin mereplikasi Pegida di Jerman. "Para pemimpin politik Inggris dan Eropa sedang bekerja untuk mengurusi kenaikan pengungsi, yang seperti invasi migran," kata dia.

Robinson menegaskan kelompoknya bukan antikelompok Muslim. Namun, mereka menentang Islam sebagai ideologi fasis. "Kami merasa para Muslim adalah korban dari Islam," kata dia. Robinson juga ingin menjauhkan paradigma Pegida bukan kelompok rasis.

Pegida Inggris berencana menggelar pawai pertama mereka. Namun, Dewan Kota Birmingham mengatakan tidak akan mendukungnya. "Warga Birmingham tidak mendukung ide yang berdasarkan prasangka, intoleransi dan kebencian," kata pimpinan dewan dalam pernyataan.

Peluncuran kelompok baru ini juga telah ditolak oleh dewan. Paul Weston dinobatkan sebagai pemimpin Pegida Inggris. Ia dikenal sebagai tokoh pemecah belah yang pernah ditangkap pada 2014 karena dicurigai melakukan pelecehan ras di luar Balai Kota Winchester.

 

Baca juga:

3 Alasan Mengapa Saudi dan Iran 'Bermusuhan'

Berlinang Air Mata, Obama Bertekad Perketat Aturan Senjata

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement