REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT -- Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada Rabu (6/1), menolak rumor yang menyatakan pemerintahan Otoritas Palestina akan runtuh.
Seperti dilansir laman Al-Arabiya, Kamis (7/1), Abbas berbicara di depan umum untuk pertama kalinya sejak rumor muncul pekan lalu yang mengatakan kondisi kesehatannya memburuk. Ia tak membahas hal itu dan tampil dalam keadaan sehat.
"Saya telah mendengar banyak pembicaraan dalam beberapa hari terakhir mengenai Otoritas, hancurnya Otoritas, runtuhnya Otoritas. Otoritas merupakan prestasi kami dan kami tak akan pernah menyerah," ujar Abbas.
Otoritas Palestina dibentuk berdasarkan perjanjian perdamaian Oslo pada 1993. Mereka sedang mengalami kekurangan dana dan upaya kerja sama keamanan dengan Israel menuai banyak kritikan.
"Jangan bermimpi mengenai keruntuhan, jangan bahkan sekadar mimpi," katanya dalam konferensi pers pada Kamis.
Otoritas Palestina dimaksudkan sebagai pemerintahan sementara sampai negara Palestina sepenuhnya merdeka. Namun setelah dua dekade perjanjian Oslo, masih sedikit harapan bagi Palestina mewujudkan mimpinya.
Baca juga, Tahun Ini Indonesia Resmikan Konsulat Kehormatan di Palestina.
Dalam jajak pendapat terbaru, dua pertiga dari warga Palestina mengatakan mereka percaya pemberontakan bersenjata atau intifadah lebih dapat melayani kepentingan nasional dibandingkan negosiasi.