Jumat 08 Jan 2016 15:07 WIB

Pengungsi Suriah Mulai Berjuang Hadapi Cuaca Dingin

Rep: Gita Amanda/ Red: Ilham
Pengungsi Suriah di kamp penampungan
Foto: albawaba
Pengungsi Suriah di kamp penampungan

REPUBLIKA.CO.ID, BALKAN -- Petugas lembaga amal medis internasional yang bekerja di kamp-kamp bantuan pengungsi mengatakan, saat ini para pengungsi menghadapi cuaca dingin. Mereka juga melihat lonjakan jumlah migran yang jatuh sakit akibat temperatur yang membeku.

Seperti dilansir BBC News, Jumat (8/1), amal medis International Medical Corps (IMC) dan Medecins Sans Frontieres (MSF) menyatakan sebagian besar pasien menderita masalah pernapasan seperti bronkitis dan flu. Suhu telah turun hingga minus 11 derajat di wilayah tersebut.

Ada pula kekhawatiran menganai orang-orang yang menolak atau tak mau mencari pengobatan. Migran ditawarkan bantuan medis, pakaian hangat, dan makanan di titik-titik pengungsian utama di perbatasan Serbia dengan Makedonia ke selatan dan Kroasia ke utara.

Pemimpin tim IMC Sanja Djurica mengatakan, pekan lalu saja saat suhu sedikit lebih bersahabat ada 50 hingga 60 orang yang sakit per hari. "Pekan ini, sekarang suhu semakin dingin, itu (migran sakit) mencapai 100 atau lebih per hari," katanya. Hampir semua yang sakit menderita penyakit pernapasan karena dingin.

Salah satu keluarga pengungsi, keluarga Al-Maari mengatakan, mereka telah melakukan perjalanan dari Suriah tiga pekan lalu. Mereka bepergian dengan empat anak-anak. Salah satunya bernama Mohammad (7 tahun) menderita demam dan infeksi di dadanya.

"Kami berada di perjalanan kematian. Kami bisa bertahan, tapi saya khawatir dengan anak-anak. Dingin, penyakit dan kelaparan," kata paman Muhammad, Iyad al-Maari. Meski Mohammad sakit mereka terus melanjutkan perjalanan ke Jerman.

Tuna Turkman dari MSF di Serbia mengatakan, banyak dari para pengungsi yang menolak bantuan medis setelah diperiksa. Bahkan beberapa yang dirujuk ke rumah sakit kebanyakan memilih pergi. "Mereka hanya ingin terus bergerak, " katanya.

Petugas medis juga menyoroti dampak psikologis yang sangat besar pada mereka yang melakukan perjalanan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement