Jumat 08 Jan 2016 19:23 WIB

Terbangkan Pesawat di Wilayah Sengketa, Vietnam Peringatkan Cina

Rep: Reza Irfa Widodo/ Red: Teguh Firmansyah
 Aktivitas pembangunan pulau buatan di terumbu karang Mischief Reef di wilayah Kepulauan Spratly.
Foto: Reuters
Aktivitas pembangunan pulau buatan di terumbu karang Mischief Reef di wilayah Kepulauan Spratly.

REPUBLIKA.CO.ID, HANOI -- Vietnam kembali memperingatkan Cina terkait pelanggaran wilayah di kawasan Laut Cina Selatan, tepatnya di sekitar wilayah gugusan kepulauan Spratly. Peringatan ini merupakan protes diplomatik pertama Vietnam terhadap Cina.

Peringatan itu disampaikan lantaran dua pesawat sipil asal Cina melakukan pendataran di salah satu gugusan kepulauan Spratly, Laut Cina Selatan. Wilayah kepulauan Spratly saat ini memang masih menjadi salah satu sengketa wilayah antara kedua negara.

Sebelumnya, salah satu media Pemerintah Cina menyebutkan dua pesawat sipil asal Cina telah mendarat di Kepulauan Spratly pada Rabu (6/1) waktu setempat. Namun, pendaratan dua pesawat sipil ini, menurut Vietnam, telah mengancam perdamaian dan stabilitas di kawasan Laut Cina Selatan.

Vietnam pun melayangkan protes diplomatik pertama terhadap Cina. ''Aksi itu merupakan pelanggaran serius terhadap kedaulatan Vietnam dan mengancam kedamaian dan stabilitas di kawasan,'' ujar Menteri Luar Negeri Vietnam, Le Hai Binh, seperti dikutip AFP, Jumat (8/1).

Dua pesawat sipil itu merupakan bagian dalam uji coba penerbangan yang dilakukan Pemerintah Cina, yang berlangsung sejak Sabtu, akhir pekan lalu. Pesawat-pesawat tersebut melakukan perjalanan dari Kota Haikou, Ibu kota Provinsi Hainan, Cina. Perjalanan tersebut ditempuh selama dua jam.

Binh menambahkan, pihaknya meminta kepada Cina untuk segera menghentikan uji coba penerbangan tersebut. ''Cina harus segera menghentikan aksi tersebut, yang justru menambah dan memperumit sengketa,'' ujar Binh.

Sebelumnya, aksi Cina dengan melakukan klaim terhadap seluruh wilayah Laut Cina Selatan mengundang munculnya sengketa wilayah dengan dengan sejumlah negara, termasuk Filipina, Vietnam, Malaysia, Brunei Darusallam, dan Taiwan. Klaim Cina atas Laut Cina Selatan tersebut juga diikuti dengan pembangunan pulau buatan, yang disebut-sebut memiliki landasan udara.

Baca juga, Ini Mungkin Alasan Kenapa Saudi Ingin Haga Minyak Rendah

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement