Sabtu 09 Jan 2016 00:01 WIB

Lagu K-pop untuk Kim Jong Un

Tentara Korea Selatan berpatroli di sepanjang perbatasan Korea Selatan-Korea Utara di Paju pada Jumat (8/1).
Foto: AP/Ahn Young-joon
Tentara Korea Selatan berpatroli di sepanjang perbatasan Korea Selatan-Korea Utara di Paju pada Jumat (8/1).

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Lagu K-pop 'Bang, Bang, Bang' (Dor, Dor, Dor) dan balada sedih mengenai 'peri kematian' berkumandang ketika Korea Selatan kembali memulai propaganda penyiaran ke Korea Utara pada Jumat.

Saat pemimpin Korea Utara Kim Jong-un merayakan hari ulang tahunnya, pengeras suara raksasa di perbatasan kedua negara itu memutar musik tersebut, bersama dengan pesan mengecam pemimpin Kim dan memuji kebaikan demokrasi.

Siaran itu, yang pernah membuat marah Pyongyang pada masa lalu, diulang atas tanggapan terhadap uji nuklir Korea Utara pada Rabu.

"Kami memilih dari beragam lagu terkenal untuk membuat unjuk rasa itu menarik," kata pejabat Kementerian Pertahanan saat bertemu wartawan setempat pada Jumat.

Lagu dan lirik "Bang Bang Bang" dibalut dengan gaya elektronik dan dibawakan beberapa kelompok nyanyi papan atas, yaitu Big Bang dan GFriend.

Tarian sedikiT tak senonoh dari Big Bang pada ulangan dengan lirik "seperti kau sudah ditembak/dor dor dor", sangat berlawanan dengan nada sedih dari Gfriend, dengan salah satu potongan lirik "kita berdua sangat pemalu/tapi aku ingin lebih dekat denganmu."

Kementerian itu tidak memberikan indikasi bahwa lagu tersebut dipilih dengan maksud mengirimkan pesan pokok kepada Korea Utara.

Satu-satunya yang bukan dari K-pop dan menjadi hal aneh di daftar lagu tersebut adalah balada berjudul "Hidup Seratus tahun", yang menjadi kejutan dari penyanyi berusia 52 tahun Lee Ae-Ran ketika dia meluncurkan lagu tersebut pada Maret tahun lalu.

Percampuran dari lagu tradisional dengan lagu populer Korea, "reff"-nya diangkat dari lagu rakyat paling terkenal di sana dan disukai di baik Korea Selatan maupun Korea Utara, yaitu "Arirang".

Lagu Lee itu menceritakan tentang seorang yang dikunjungi "peri kematian" setiap dasawarsa, tetapi menolak diambil nyawanya karena merasa masih banyak waktu untuk hidup.

"Jika pada usia 80, peri kematian datang untuk mengambil nyawaku/tolong beri tahu dia, aku masih berguna untuk tidak pergi sekarang," kata potongan syairnya.

Lagu tersebut menjadi pilihan paling disukai di ruang karaoke di seluruh Korea Utara dan juga menelurkan banyak parodi, dengan peran "peri kematian" digantikan oleh peran bos sombong atau ibu.

 

sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement