REPUBLIKA.CO.ID, BENGHAZI -- Pesawat tak dikenal menyerang sebuah konvoi ISIS dekat kota Libya, Sirte, Ahad (10/1). Kota pantai tersebut telah dikendalikan selama berbulan-bulan oleh kelompok militan. Mereka menggunakannya sebagai dasar untuk mencoba memperluas kehadirannya di Libya.
Angkatan udara sekutu salah satu pemerintah bersaing Libya yang berbasis di timur negara itu mengaku tidak melakukan serangan apapun. Selain serangan pesawat tak dikenal, pada hari yang sama juru bicara Penjaga Fasilitas Petroleum Ali al-Hassi mengatakan, tiga kapal telah mencoba menyerang pelabuhan minyak Zueitina.
"Para penjaga memukul mundur sebelum kapal mencapai pelabuhan, memukul salah satu kapal dan membakarnya," ujarnya.
Ia menduga militan ISIS yang melakukan serangan tersebut. Awal pekan ini, ISIS melancarkan serangan ke terminal minyak utama Libya Es Sider dan Ras Lanuf yang terletak di antara Zueitina dan Sirte.
Bentrokan selama tiga hari menewaskan 18 penjaga dan lebih dari 50 lainnya terluka. Bentrokan juga memicu kebakaran di tujuh tangki penyimpanan minyak yang kemudian padam.
Pelabuhan minyak Zueitina ditutup pada November dalam sebuah langkah terkait sengketa antara pemerintah bersaing Libya. Terminal ekspor di Es Sider dan Ras Lanuf telah ditutup sejak Desember 2014.
PBB saat ini sedang mencoba memenangkan dukungan untuk rencana pembentukan pemerintah persatuan nasional, meski telah menghadapi perlawanan dari faksi.