Senin 11 Jan 2016 11:35 WIB

Krisis Kemanusiaan di Madaya, Bantuan Belum Juga Datang

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Teguh Firmansyah
Bocah korban konflik suriah
Foto: Istimewa
Bocah korban konflik suriah

REPUBLIKA.CO.ID, MADAYA -- Konvoi bantuan kemanusiaan batal mencapai kota di pinggiran Damaskus, Madaya. Bantuan yang rencananya tiba Ahad (10/1) ditunda beberapa menit terakhir.

"Saya baru saja mendapat konfirmasi bantuan kemanusiaan kami akan berangkat besok (Senin) pagi," kata juru bicara badan pengungsi PBB Melissa Fleming kepada BBC, Ahad (10/1).

Di Madaya, banyak orang dilaporkan telah mati kelaparan. Sekitar 40 ribu orang di Madaya, dekat perbatasan Lebanon dikabarkan memakan hewan peliharaan dan rumput untuk bertahan hidup.

Madaya telah dikepung sejak awal Juli oleh pasukan pemerintah dan sekutu gerakan Hizbullah Lebanon. Situasi di Foah dan Kefraya yang dikepung pemberontak juga dilaporkan akan memburuk di mana 30 ribu orang terjebak.

Brice de la Vigne dari Medecins Sans Frontieres (MSF) menggambarkan situasi di Madaya cukup mengerikan. Ia mengatakan, lebih dari 250 orang di sana menderita kekurangan gizi akut. "10 dari mereka harus segera dievakuasi medis atau mereka akan meninggal," katanya.

The World Food Programme (wFP) sbelumnya berharap untuk mengirimkan makanan dan obat-obatan ke Madaya Tidak jelas apa yang menyebabkan keterlamabatan. Namun, negosisasi akses dalam situasi pengepungan selalu menjadi urusan yang rumit.

Blokade telah menjadi bagian dari perang saudara Suriah. Tetapi nasib Madaya menarik perhatian internasional karena munculnya gambar warga penderita gizi buruk. Sebanyak 4,5 juta orang di Suriah tinggal di daerah yang sulit dijangkau. Hampir 400 ribu orang di 15 lokasi terkepung tidak memiliki akses bantuan menyelamatkan jiwa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement