Senin 11 Jan 2016 12:46 WIB

Situs Pemerintah Nigeria Diretas

Rep: Reza Irfa Widodo/ Red: Teguh Firmansyah
Legiun Peretas Anonymous dengan topeng Guy Fawkes (ilustrasi)
Foto: wallsdl.com
Legiun Peretas Anonymous dengan topeng Guy Fawkes (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, ABUJA -- Kelompok peretas Internasional, Anonymous, mengklaim sedang dan bakal terus melakukan peretasan di sejumlah situs milik pemerintah Nigeria. Aksi peretasan ini terkait kekecewaan terhadap pemerintah Nigeria dalam menangani masalah-masalah korupsi dan pengentasan kemiskinan di negara tersebut.

Seperti dilansir RT, Senin (11/1), lewat akun Twitter-nya, kelompok tersebut menyebutkan, target utama peretasan berikutnya adalah Pemerintah Nigeria.

Dalam salah satu gambar yang diunggah di akun Twitter tersebut, kelompok Anonymous itu menampilkan gambar bendera Nigeria disertai dengan lambang kelompok peretas tersebut. Ini menjadi bagian apa yang mereka sebut sebagai perang siber.

Kelompok itu pun mengancam akan membuka seluruh data-data dugaan tindakan korupsi yang dilakukan para aparat pemerintah Nigeria, termasuk para pejabat tinggi negara tersebut. Korupsi ini, menurut kelompok tersebut, terkait dengan dugaan pencurian uang penjualan minyak mentah dan dana-dana pelayanan publik.

Akibat dari korupsi ini, pelayanan kesehatan di Nigeria dinilai memburuk. Belum lagi dengan tingginya angka pengangguran. ''Biar mereka melihat apa yang bisa dilakukan Anonymous kepada Pemerintah Nigeria. Biarkan mereka tahu, kalau kami adalah Anonymous, kami adalah pasukan, dan kami tidak memaafkan dan melupakan begitu saja. Mereka harus benar-benar siap,'' pernyataan Anonymous seperti dikutip RT, Senin (11/1).

Pernyataan ini menyusul keterangan gambar yang sebelumnya diunggah oleh kelompok tersebut. Gambar tersebut memuat daftar situs-situs pemerintah Nigeria yang telah berhasil mereka retas. Dalam daftar itu, situs Kementerian Kehakiman Federal dan Kementerian Luar Negeri dan Bea Cukai Nigeria termasuk ke dalam situs yang telah berhasil diretas Anonymous.

Sebelumnya, kelompok Anonymous juga mengaku bertanggung jawab terhadap peretasan situs Kepolisian Pemerintah Thailand. Aksi peretasan ini sebagai bentuk protes Anonymous terhadap vonis hukuman mati yang diberikan kepada dua warga negara Burma atas dugaan pembunuhan dua wisatawan asal Inggris.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement